Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Neraca Perdagangan Antardaerah Jatim Surplus Rp 233 Triliun pada 2021, Khofifah: Harus Proaktif Datangi Daerah

Kompas.com - 26/08/2022, 09:32 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Dia mencontohkan, raw material dari Sulut memiliki rempah-rempah yang luar biasa. Kemudian, jika proses manufaktur dilakukan di Jatim dan kembali menemukan pasar di Sulut, maka kontrak bisnis ini menjadi win win profit.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), catatan transaksi perdagangan antara Jatim dan Sulut pada 2021 mencapai total nilai Rp 1,75 triliun.

Jumlah tersebut memiliki rincian nilai muat (Jatim ke Sulut) sebesar Rp 1,45 triliun dan nilai bongkar (Sulut ke Jatim) sebesar Rp 300,45 miliar.

Baca juga: Majukan Gerakan Koperasi di Jatim, Khofifah Jadi Tokoh Penggerak Koperasi Utama 2022

Dari transaksi tersebut, neraca perdagangan Jatim atas Sulut mengalami surplus sebesar Rp 1,15 triliun.

Adapun barang yang diminati Provinsi Sulut dari Jatim adalah minyak bahan bakar, cerutu dan sigaret, buah apel, perhiasan dan aksesoris, jeruk pamelo, anggur, sepeda motor, daging dan telur ayam, hingga minyak goreng. 

Sementara itu, barang yang diminati di Provinsi Jatim dari Sulut adalah briket batubara, ikan hidup , kayu gelondongan dari pohon bukan jenis konifera, ikan beku, biji pala, bunga pala, kapulaga, getah alam, hingga kacang-kacangan.

Selain menggelar misi dagang, Khofifah juga menggelar Forum Silaturahmi Masyarakat Sulut asal Jatim.

Khofifah mengimbau pentingnya toleransi dan moderasi dalam keberagaman harus dijunjung tinggi kepada para tamu undangan yang hadir.

Baca juga: Gubernur Khofifah Beberkan Strategi Pengendalian Inflasi Pangan di Jatim

Jatim dan Sulut teken 25 MoU

Dalam misi dagang tersebut, dilakukan pula penandatangan 25 nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jatim, dan organisasi pengusaha di Jatim dengan Sulut.

Khofifah berharap, penandatanganan MoU tersebut menjadi tindak lanjut dan kontinuitas dari proses resiprokal trading yang dilakukan Pemprov Jatim dan Sulut.

“Sebab, antara Pemprov Jatim dengan Pemprov Sulut ada kebutuhan-kebutuhan yang bisa saling mengisi dan saling memenuhi,” harapnya.

Pada akhir acara, Khofifah juga mengatakan, setiap daerah, utamanya Sulut dan Jatim, wajib melakukan proses penemukenalan sebuah potensi yang memungkinkan untuk mensubstitusi barang impor di daerah lainnya.

“Sesungguhnya penemukenalan di lapangan ternyata menjadikan sama-sama terinisiasi untuk melakukan sesuatu yang lebih produktif antara kedua pihak,” tuturnya.

Baca juga: Pemprov Jatim Targetkan 30 Persen Usaha di Jawa Timur Memiliki NIB

Sementara itu, Wagub Sulut Steven Kandouw berterima kasih atas kehadiran seluruh rombongan dari Jatim untuk gelaran misi dagang.

Steven menjelaskan, dengan total penduduk 2,62 juta jiwa, Sulut memiliki angka kemiskinan yang berada di bawah standar 10 persen yakni 7,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi Sulut pada kondisi pandemi mencapai 5,8 persen atau di atas rata-rata nasional.

Sulut juga menjadi provinsi yang paling bahagia nomor tiga se-Indonesia. Untuk diketahui, peringkat pertama provinsi paling bahagia se-Indonesia disabet Jatim.

“Mengapa demikian, di sinilah Anda akan menemukan sebuah keharmonian. Karena sulut adalah salah satu provinsi yang paling harmoni dan memiliki partisipasi gender tertinggi di Indonesia,” katanya.

Dia memaparkan, sebanyak 30 persen pegawai eselon II adalah perempuan. Begitu pula dengan pegawai eselon I yang didominasi perempuan dengan persentase 60 persen.

Baca juga: Pariwisata 4 Daerah di Jatim Siap Dikembangkan, Ada Pacitan dan Ngawi

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com