Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kepala MI Cabuli Siswa Laki-laki di Purbalingga Selama 3 Tahun, Pengamat: Siswa Seharusnya Dilindungi

Kompas.com - 26/08/2022, 04:30 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Kasus pencabulan siswa yang dilakukan oknum di lingkungan sekolah masih banyak terjadi di berbagai daerah. 

Salah satunya kasus Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah yang mencabuli siswanya selama tiga tahun.

Tersangka berinisial TN (51) berstatus PNS berulangkali mencabuli FH (14) siswa laki-laki sejak Juli 2019 hingga aksi bejatnya terbongkar pada 14 Juli 2022.

Kapolres Purbalingga, AKBP Era Johny Kurniawan mengatakan, kasus ini terungkap saat belajar mengajar di sekolah, korban mengeluh sakit pada alat kelaminnya dan diantar guru ke puskesmas terdekat.

“Dari hasil pemeriksaan dokter bahwa korban mengalami sakit di alat kelaminnya. Karena guru mencurigai ada sesuatu yang disembunyikan, selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas Sosial,” ujar Era.

Baca juga: Kepala Sekolah MI di Purbalingga Cabuli Siswa Laki-lakinya Selama 3 Tahun

Pelaku melakukan aksi terakhirnya dengan menjemput korban dan mengajaknya ke rumah saudaranya di Desa Karangreja, pada pukul 14.50 WIB, Kamis.

"Saat itu pemilik rumah pergi ke masjid untuk shalat Asar, tersangka mengajak korban ke dalam kamar lalu mencabulinya,” jelas Era.

Tanggapan pengamat pendidikan

Pengamat Sosial Pendidikan sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang Prof Dr Abdullah Idi MEd menanggapi maraknya kasus kekerasan pada siswa dari fisik maupun seksual.

Terutama pelaku kekerasan seksual menjadi musuh bagi lingkungan sekolah.

Namun sayangnya, pelaku kekerasan tidak hanya berasal dari orang terdekat, guru hingga kepala sekolah juga bisa menjadi pelakunya.

Hal ini menjadi sorotan karena seharusnya sekolah bisa melindungi siswa dari segala macam kekerasan.

"Anak-anak rentan mengalami kekerasan fisik maupun seksual, sehingga disini peran guru dan orangtua untuk melindungi anak didiknya," ujarnya saat diwawancarai via telepon, Kamis (26/8/2022).

Menurutnya, anak-anak yang masih SD atau setingkatnya perlu mendapatkan pengawasan yang ekstra dengan peran guru dan orangtua yang bekerja sama.

Baca juga: Menyusup dan Bongkar Tas Siswa di Sekolah, Aksi Pelaku Curi Motor Terekam CCTV

"Jadi tidak hanya tugas guru, tapi orangtua juga harusnya bisa mengawasi dan mengenali gejala dari tindak kekerasan," ujarnya.

Komite sekolah juga berperan untuk hal tersebut sehingga bisa menjalin komunikasi antara pihak sekolah dengan orangtua di rumah.

"Komunikasi yang baik antara guru dan wali murid sangat membantu mengetahui perkembangan anak baik di rumah atau di sekolah," tambahnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Banyumas, Iqbal Fahmi | Editor Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Regional
Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Regional
Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi di Pelalawan Setir Mobil Sambil Mabuk, Tabrak Pagar Kantor

Polisi di Pelalawan Setir Mobil Sambil Mabuk, Tabrak Pagar Kantor

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Regional
Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Regional
Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Regional
'Tradisi' Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

"Tradisi" Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

Regional
Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, 2 Korban Tewas, 1 Hilang

Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, 2 Korban Tewas, 1 Hilang

Regional
Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Regional
Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Regional
Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Regional
Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Regional
Fakta Terkini Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Status Awas dan Soal Potensi Tsunami

Fakta Terkini Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Status Awas dan Soal Potensi Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com