BANGKA, KOMPAS.com - Gedung auditorium kampus Universitas Bangka Belitung (UBB) hingga kini masih terbengkalai karena tersandung kasus hukum.
Kegiatan akademik yang melibatkan mahasiswa dalam jumlah banyak untuk sementara dialihkan ke gedung lain atau menggunakan tenda luar ruangan.
Wakil Rektor III UBB Dwi Haryadi mengatakan, pembangunan gedung bakal dilanjutkan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Karena sudah cukup lama tidak digunakan, jadi dilakukan kajian terlebih dahulu terkait struktur bangunannya," kata Dwi kepada Kompas.com di rektorat UBB, Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Habiskan Rp 2,2 Miliar Saat Dibangun, Pasar di Aceh Malah Terbengkalai dan Jadi Sarang Pemadat
Dwi membenarkan, gedung auditorium yang seharusnya menjadi ikon kampus terhenti pembangunannya karena adanya proses hukum.
Pembangunan gedung tersebut telah dimulai sejak 2012, kemudian harus dihentikan pada 2014.
"Sudah sekitar delapan tahun, tentu bangunannya harus diperiksa lagi kelayakannya," ujar Dwi.
Pihak kampus kata Dwi, terus berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar pembangunan gedung auditorium diprioritaskan.
Baca juga: Kisah Situs Candi Bojong Menje: 20 Tahun Tak Ada Perkembangan dan Terbengkalai
Selain untuk wisuda dan kuliah umum, gedung auditorium juga bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat umum.
"Bahkan besok kami ada jadwal untuk melaporkan kondisi gedung saat ini," ujar Dwi.
Saat ini kata Dwi, rektorat menggunakan Balai Besar Peradaban (BBP) sebagai tempat kuliah umum, meskipun kapasitasnya tidak terlalu besar.
Beberapa hari sebelumnya, kuliah umum terpaksa dilakukan menggunakan tenda luar ruangan karena melibatkan banyak mahasiswa.
Menurut Dwi, pembangunan gedung auditorium sudah bisa dilanjutkan, karena kendala berupa proses hukum sudah selesai.
Baca juga: Kisah Situs Candi Bojong Menje: 20 Tahun Tak Ada Perkembangan dan Terbengkalai
"Kendalanya waktu itu ada proses hukum, tapi sudah selesai," ujar Dwi.
Saat ini auditorium yang dibangun di pinggiran kampus itu ditumbuhi semak belukar. Sebagian dinding berlumut.
Sebagaimana dilansir Kompas.com sebelumnya, pembangunan gedung auditorium UBB di kompleks kampus Balun Ijuk menggunakan anggaran pemerintah pusat Rp 13 miliar.
Sebanyak Rp 2,8 miliar diduga menjadi kerugian negara karena progres pembangunan yang tidak sesuai dalam laporan pengerjaan.
Proses pembangunan sempat dinilai bermasalah karena faktor cuaca dan distribusi material yang harus didatangkan dari daerah luar.
Para pelaku terkait kasus korupsi gedung auditorium telah divonis hakim dengan putusan inkrah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.