SALATIGA, KOMPAS.com - Penyebab kenaikan harga telur saat ini dikarenakan permintaan yang cukup tinggi sementara ketersediaannya terbatas.
Menurut pengusaha ayam petelur Sigit Waryono, saat pandemi Covid-19 banyak pengusaha yang kolaps.
"Karena hal tersebut, populasi ayam petelur menurun hingga 50 persen karena pengusahanya off. Ini menyebabkan suplai telur juga mengalami penurunan sehingga harganya naik saat kebutuhan tinggi," jelasnya, Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Harga Telur Ayam Ras di Tegal Tembus Rp 31.000 Per Kg
Sigit mengatakan, pengusaha yang tak punya bisnis lain dan kolaps, saat ini kebanyakan sedang bangkit kembali.
"Istilahnya kemarin off untuk menyelamatkan modal. Sekarang keadaan sudah membaik, mulai bisnis lagi telur ayam," paparnya.
Namun, kebangkitan tersebut tak bisa serta merta karena ayam petelur membutuhkan proses.
"Misal kita beli ayam usia 13 minggu, itu baru akan bertelur setelah enam bulan. Jadi selama tiga bulan, pasokan telur belum normal," kata Sigit.
Baca juga: Sudah Seminggu Harga Telur Ayam di Pasar Beringharjo Naik Jadi Rp 30.000 Per Kg
Sigit mengatakan saat ini dirinya menjual telur di kisaran harga Rp 27.000 hingga Rp 28.000 per kilogram.
"Kalau harga normal, dengan harga pullet (ayam muda) yang sekarang juga melambung tinggi, maka harga normal ada di kisaran Rp 24.000 sampai Rp 26.000," paparnya.
Dia memperkirakan kenaikan harga telur tak akan berlangsung lama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.