Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambang Emas Ilegal Serbu Kawasan Hutan TNKS Jambi, Polisi Tangkap 2 Orang

Kompas.com - 24/08/2022, 10:40 WIB
Suwandi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

JAMBI,KOMPAS.com - Polres Kerinci berhasil meringkus dua orang pelaku penambangan emas ilegal di kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Pelaku merusak hutan untuk mencari emas di kawasan Desa Penetai, Kabupaten Kerinci, Jambi. Mereka yang ditangkap adalah SR (42) dan MT (28) warga Kabupaten Merangin.

"Benar. Dua orang pelaku berhasil diamankan dan beberapa pelaku lainnya melarikan diri," kata Kasat Reskrim Polres Kerinci Iptu Edi Mardi melalui sambungan telepon, Rabu (24/8/2022).

Baca juga: Alami Gejala Malaria di Lokasi Tambang, Penambang Emas Ilegal Dievakuasi Tim SAR Manokwari

Ia mengatakan untuk mengakses lokasi penambangan emas ilegal, membutuhkan waktu tempuh berjalan kaki sekitar 12-13 jam perjalanan.

Tidak hanya jauh, kata Mardi medan jalan sangat eksrim, karena harus melewati bukit dan jurang-jurang di kedalaman hutan.

Untuk alat berat sendiri, petugas tidak bisa mengamankan karena medan yang berat. Sehingga pihaknya hanya mengamankan 2 unit komputer yang berfungsi menyalakan mesin.

"Kita amankan komputernya saja. Karena tanpa alat itu, alat berat tidak bisa jalan. Kalau alat beratnya mau dibawa, itu sulit, karena jauh lagi, medannya berat," kata Mardi.

Selain menyita 2 unit komputer alat berat, pihak kepolisian juga mengamankan tiga gram serbuk emas yang dimasukan ke dalam botol kecil warna hijau.

Kemudian 1 ECU control engine alat berat jenis Sumitono, 1 tas sandang warna hitam merk acer, 2 buah sepatu boot, 1 buah karung warna putih, 4 kertas/surat, 1 buah handphone jenis Oppo A53 warna biru muda, 3 buah buku nota, 1 liter minyak jenis pertalite terbungkus dalam plastik.

"Pelaku dan barang bukti sudah diamankan di Mapolres Kerinci, untuk proses lebih lanjut," kata Mardi.

Mukri Soni, Depati Muara Langkap, Senin (22/08/2022) menuturkan aktivitas penambangan emas ilegal sudah berada di dalam kawasan TNKS.

Dengan demikian, akan mengancam keberlangsungan hutan tersisa di Jambi, yang menjadi habitat 4.000 jenis tumbuhan dan 300 jenis anggrek. Bunga terbesar yaitu Rafflesia arnoldii, Rafflesia hasseltii. Sedangkan bunga tertinggi di dunia yaitu Amorphophallus titanium, termasuk flora langka jenis kantong semar Nepenthes sp dapat ditemui di kawasan ini.

Untuk fauna terdapat lebih dari 371 jenis burung, 85 jenis mamalia, tujuh jenis primata, enam jenis amfibi, dan sepuluh jenis reptilia.

Ada 13 jenis satwa dan tumbuhan endemik dan terancam punah yang dapat ditemukan di TNKS, di antaranya yaitu gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), kelinci sumatera (Nesolagus netscheri), tapir asia (Tapirus indicus), padma raksasa (Rafflesia arnoldii), dan cemara sumatera (Taxus sumatrana).

Depati amat prihatin saat tim adat turun menyusuri hutan. Pihaknya menemukan 11 alat berat yang beroperasi di dalam kawasan yang merupakan wilayah Adat Depati Muara Langkap.

Baca juga: Kapolda Maluku Minta Jajarannya Tindak Tegas Penambang Ilegal di Gunung Botak

Mukri menegaskan, pihaknya tidak pernah memberi izin para pelaku PETI melakukan penambangan dalam wilayah ajun arah Depati Muara Langkap.

"Karena masuk dalam wilayah adat kita. Tapi dari awal saya tidak pernah mengizinkan PETI itu, karena merusak hutan lindung Negara (TNKS)," ucapnya.

Mukri meminta aparat penegak Hukum, yakni Kapolres Kerinci segera menghentikan aktifitas PETI di wilayah Kedepatian Muara Langkap.

"Jangan hanya pekerjanya yang ditangkap, tapi pemilik alat dan pemodalnya juga harus diringkus," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com