NUNUKAN, KOMPAS.com – Kepolisian Resort Nunukan, Kalimantan Utara, segera memanggil sejumlah pihak untuk meminta keterangan terkait dugaan pungli yang terjadi menahun di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.
‘’Kita masih selidiki, kita segera panggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan,’’ujar Kasat Reskrim Nunukan Iptu Lusgi Simanungkalit, Selasa (23/8/2022).
Lusgi mengatakan, meski kasus ini dikatakan sudah lama terjadi dan menjadi tradisi menahun, namun sampai hari ini, tidak pernah ada komplain atau laporan yang sampai ke polisi.
Untuk itu, polisi akan meminta penjelasan kepada Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan.
Apakah pungutan tersebut ada dalam AD ART mereka, apakah hanya sebatas kesepakatan, dan sejauh mana keterlibatan asosiasi dalam perkara tersebut.
‘’Intinya kita selidiki dulu. Kita baru akan memanggil pihak pihak terkait, setelah ada kejelasan, kita akan sampaikan,’’kata Lusgi.
Sejumlah pengusaha rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan adanya dugaan pungli di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.
Dugaan pungli tersebut, dilakukan oleh oknum di luar Asosiasi Pedagang Rumput Laut, dan sudah terjadi bertahun tahun.
Baca juga: Malaysia Tinjau Lahan PLBN di Seimanggaris Nunukan, Terhubung dengan Jalur IKN
Dari penelusuran Kompas.com, penarikan uang pungli terjadi di dermaga masuk pelabuhan menuju kapal penumpang regular.
Biaya truk yang seharusnya dibayar Rp 150.000 sebagai retribusi PT Pelindo, harus dibayar pengusaha Rp 250.000.
General Manager PT Pelindo Nunukan Nasib Sihombing, tidak membantah, dugaan pungli terhadap pedagang rumput laut tersebut selalu muncul dan menjadi image jelek pelabuhan.
‘’Jadi pengusaha yang mengambil uang tersebut mengatakan itu adalah kesepakatan semua pedagang dan sudah terjadi lama. Kita tidak bisa campuri urusan seperti itu, karena itu bagian dari mereka dalam bisnis,’’katanya.
Nasib meminta para pengusaha tidak usah membayar pungutan Rp 100.000 dan mendokumentasikannya melalui foto, sebagai bukti untuk dilaporkan langsung ke KPK.
Sebab, jika dihitung-hitung, tradisi yang diduga terjadi bertahun-tahun ini, mengumpulkan nominal rupiah yang tidak sedikit.
Jika dalam sebulan, ada sekitar 200 truk yang mengangkut rumput laut ke kapal, maka jika dikalkulasikan bisa Rp 20 juta dalam sebulan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.