Dia mengatakan, acara sudah berakhir saat terjadi guncangan. Namun, para peserta tetap berlari panik keluar ruangan.
"Panik semua keluar. Bagaimana juga orang takut kerobohan gedung. Enggak ada yang enggak takut," katanya.
Baca juga: Gempa M 5,8 Guncang Bali, Peserta Event G20 Panik Berlarian Keluar Ruangan
Warga di Kota Mataram, NTB pun juga turut merasakan getaran akibat gempa di Bali.
Salah satu warga di Lingkungan Irigasi Mataram Nila Yuliani (37), saat itu sedang menggendong bayinya yang baru berusia lima bulan.
Dia mengaku kaget merasakan getaran tersebut sehingga langsung berlari keluar rumah.
"Kaget saya, gempanya membuat atap rumah jadi bergetar, lagi punya bayi jadi langsung lari keluar, khawatir," kata dia.
Dia beserta warga lainnya memastikan tak ada gempa susulan, lalu kembali ke dalam rumah.
"Ini jadi ingat kejadian empat tahun lalu, waktu itu gempa sangat keras dan saya sampai pusing, waktu itu hamil anak kedua saya," ungkap dia.
Seorang guru mengaji, Azwar mengaku khawatir jika terjadi gempa susulan. Dia pun meminta murid-muridnya yang sedang mengaji di masjid untuk pulang ke rumah.
"Saya liburkan dulu pelajaran mengaji adik adik ini, semoga tidak ada gempa lagi," kata Azwar.
Sementara, sejumlah aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kantor Gubernur NTB juga berhamburan ke luar rumah.
Khususnya, ASN yang melakukan kegiatan di Aula Sangkareang.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,8 yang Guncang Bali Terasa hingga Lombok, Warga Berhamburan
Seorang warga yang tinggal di Banyuwangi bagian selatan, Pampam mengaku merasakan getaran gempa tersebut.
"Saya pas di kamar mandi tadi, kaget panik langsung keluar," ucap warga Kecamatan Siliragung itu.
Menurutnya, getaran gempa dirasakan beberapa detik.