KOMPAS.com - Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan memberikan penjelasan terkait video penolakan mahasiswa baru yang mengaku dirinya non-binary (non-biner) atau bergender netral.
Video tersebut viral di berbagai platform media sosial hingga menuai beragam komentar dari warganet.
Baca juga: Viral, Video Mahasiswa Unhas Diusir karena Ngaku Non-binary, Rektor: Kami Terbuka untuk Semua
Seperti diketahui, video itu merekam pengusiran seorang mahasiswa baru di acara pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB).
Saat itu, dosen laki-laki dan perempuan usai melempar pertanyaan kepada mahasiswa baru tersebut.
Belakangan diketahui, dosen pria tersebut adalah Wakil Dekan III Fakultas Hukum Unhas, Hasrul.
"Di KTP mu apa? Laki-laki? Di kartu mahasiswa laki-laki atau perempuan?" ujar Hasrul dalam video tersebut.
Mahasiswa itu pun langsung menjawab bahwa di KTP jenis kelamin tertulis laki-laki.
Namun, saat ditanyakan soal gender, mahasiswa ini secara terang-terangan mengaku netral.
"Tidak keduanya, di tengah-tengah. Makanya gender netral, Pak," jawabnya.
Mendengar pengakuan itu, pihaknya justru memberikan respon tidak mengenakkan.
Dia meminta panitia PKKMB untuk mengeluarkan mahasiswa itu dari Aula Baharuddin Lopa, Unhas.
"Halo, halo, halo, panitia ambil ini. Bawa ke sana. Ambil tas mu. Kita ndak terima laki-laki atau perempuan di sini. Salah satunya ji diterima," ujarnya.
Baca juga: Viral, Video Mahasiswa Unhas Diusir karena Sebut Dirinya Non-binary
Menanggapi hal tersebut, Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa membantah bahwa tindakan yang dilakukan wakil dekan bukan pengusiran.
Dia menganggap bahwa hal tersebut merupakan perselisihan biasa di setiap penerimaan mahasiswa baru.
"Biasalah itu, ada accident, ada perbedaan, perselisihan, tetapi kita minta untuk segera diselesaikan. Saya kira itu bukan pengusiran, itu biasa bahasa-bahasa dalam setiap penerimaan (mahasiswa) baru," ujarnya kepada wartawan, Minggu (21/8/2022).