“Sejak itu saya hampir tiap tahun mendalang untuk komunitas Indonesia Swiss Club pas ulang tahunnya. Akhirnya aku kembangkan lakon lain, yaitu Dewa Ruci. Saya sengaja beli wayang lagi di Malioboro pas pulang, beli wayang Durna dan Bima,” kata Sigit.
Sigit mengaku baru sekitar 6 kali mendalang, itu pun di Swiss. Ia baru sekali mendalang di Jerman, 20 Agustus 2022 kemarin.
“Saya kaget, ketika Juni kemarin, ditelepon konsul jenderal RI di Frankfurt Jerman. Ia tahu saya bisa dalang dalam bahasa Jerman, dari warga Indonesia di Jerman. Saya main di museum Welltkultur (museum budaya dunia) di Frankfurt,” jelas Sigit.
Sigit mengaku, pernah ada insiden kecil saat dia mendalang. Ceritanya pada Februari, sekelompok warga Indonesia dari berbagai kota mengadakan acara “Indonesien Abend“ (Malam Indonesia).
Dalam acara itu, ada tarian Bali, musik, baca puisi, serta pameran ukiran kayu dan wayang kulit yang ia mainkan. Sigit memainkan lakon Ramayana. “Saya menggunakan bahasa Jawa campur Jerman,” ujar Sigit.
Layaknya dalang profesional, Sigit memainkan wayang kulit tersebut. Namun, akunya, insiden muncul, ketika sampai pada cerita Rama dan Shinta sudah ke hutan mencari hewan, yang seharusnya bertemu raksasa Rahwana.
Baca juga: Cerita Komang Kirtania, Lestarikan Wayang Kamasan hingga Raup Omzet Rp 20 Juta
Ternyata Sigit lupa mengambil Rahwana yang masih menempel di dinding. Seketika itu, Sigit mengaku grogi.
Ia berpikir bagaimana caranya mengambil wayang yang masih dipaku di dinding paling belakang penonton.
Kalau dirinya bangun mengambil sendiri, tentu dianggap kurang profesional. Sambil menenangkan pikiran dan berilustrasi berulang-ulang, Sigit, teriak-teriak menggunakan bahasa Jawa, memanggil temannya yang punya wayang.
“Mas Heri, Mas Heri, tulung jupukno wayang rahwono, aku lali (tolong ambilkan wayang Rahwana, aku lupa).“ cerita Sigit.
Celakanya temannya yang bernama Heri tidak segera membantu. Dirinya lupa kalau Heri, berasal dari Bali, yang tak bisa bahasa Jawa. Ia berulang-ulang teriak sambil kepala menoleh ke arah belakang.
Baca juga: Wayang Windu Panenjoan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute
“Tolong Mas Heri, ambilkan Rahwana, aku perlukan sekarang juga. Tolong Mas, tolong aku,“ kali ini Sigit berteriak menggunakan bahasa Indonesia.
Beruntung para penonton yang mayoritas orang Swiss atau bangsa lain, tidak paham apa yang Sigit teriakan. Selang satu menit, seseorang ke depan membawa dua wayang Rahwana. Seketika ia berterima kasih. “Matur nuwun, danke schon!“ ucap Sigit.
Perang pun dilanjutkan, Rahwana melawan Hanoman. Sampai happy ending, Shinta hidup kembali dengan Rama. Usai acara ada orang Swiss yang penasaran, ia bilang apakah ada nama wayang namanya Heri. Rupanya, ia dengar nama Heri berkali-kali darinya.
Pengalaman lain yang tidak dilupakan Sigit, ketika dirinya disuruh dalang di acara yang banyak orang Filipina. Sigit dalang dengan menggunakan bahasa Jawa. Ketika dalam dialog wayangnya ia isi dengan candaan menggunakan bahasa Jawa, tidak ada penonton yang tertawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.