Sebelum "Ojo Dibandingke" menjadi perbincangan khalayak, lagu berhasa Jawa tersebut lebih dulu dikenal lewat YouTube dan media sosial.
Lagu itu meledak usai dibawakan Abah Lala bersama penyanyi dangdut, Denny Caknan. Hingga berita ini ditulis, video duet Abah Lala dan Denny Caknan telah ditonton lebih dari 29 juta kali.
"Ojo Dibandingke" kemudian di-cover oleh penyanyi-penyanyi lain, salah satunya Farel Prayoga.
Terkait viralnya "Ojo Dibandingke", Aris Setiawan, etnomusikolog Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, memberikan tanggapannya.
Menurut Aris, "Ojo Dibandingke" bisa viral lantaran berkembangnya teknologi. Kini, musisi-musisi, khususnya dari luar Jakarta, bisa menuangkan karyanya ke platform digital yang bisa diakses oleh semua orang.
"Dengan itu industri bisa merata dan mereka memiliki kesempatan yang sama. Publik pun bisa menentukan pilihannya sendiri tanpa dikooptasi oleh media," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/8/2022).
Baca juga: Mengenal Farel Prayoga, Bocah Asal Banyuwangi yang Goyang Istana dengan Lagu Viral Ojo Dibandingke
Aris menilai, kemunculan musisi-musisi, terutama dangdut, dari luar Jakarta, menjadi potret bergeraknya episentrum musik.
Jika dulu Jakarta dikenal dengan hegemoni musik pop, kini hal itu "dipatahkan" oleh musisi-musisi dari daerah.
"Dalam konteks musik, ini menunjukkan kuasa Jakarta tidak sama seperti dulu. Kini, Jakarta tak lagi jadi barometer musik," terangnya.
Ditambah lagi, penyanyi-penyanyi dari daerah, sebut saja Via Vallen, Didi Kempot, hingga Farel Prayoga, kerap mendapat panggung-panggung besar di Jakarta.
"Munculnya 'Ojo Dibandingke' di Istana semacam gambaran episentrum musik bergerak, tak lagi di Jakarta, tetapi ke daerah," tandasnya.
Baca juga: Kisah di Balik Lagu Ojo Dibandingke, Ternyata Terinspirasi dari Kejadian Nyata Getirnya Asmara