“Kalau tidak dikurung sering pergi-pergi dan khawatir menganggu orang lain,”jelas Bodo.
Baca juga: ODGJ di Kota Malang Bakar Rumahnya Sendiri
Bodo bercerita, penyebab Tara mengalami gangguan jiwa karena masalah percintaan.
Tara gagal menikah hingga membuat psikologisnya terguncang.
Sementara Limbong Karua mengalami gangguan jiwa lantaran terpukul dengan kematian kakaknya.
Saat itu, dia melihat kakaknya tewas tertimpa sebuah pohon tumbang beberapa puluh tahun lalu.
Dia juga sempat sekolah namun stres berat karena tidak lulus SMP.
Masalah berat yang dihadapi itu membuat psikologis Limbong terguncang.
Keluarga Bodo bersama dua anaknya yang menderita ODGJ ini kini hanya berharap bantuan sosial dari pemerintah dan kiriman uang dari anaknya yang bekerja di tempat lain.
Selebihnya mengharap uluran tangan dari orang lain dan warga sekitar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Bodo sendiri tak mampu mengakses layanan kesehatan lantaran keterbatasan ekonomi.
Padahal, Bodo butuh pengobatan lantaran menderita pembesaran gondok di leher.
Baca juga: ODGJ di Makassar Paksa Ambil Alih Kemudi, Lawan Arus hingga Tabrak Bentor, Motor, dan 2 Mobil
Sekretaris Desa Paladan Manus Buntukarua mengatakan, keluarga tersebut telah dibuatkan rumah yang terbuat dari kayu, beberapa puluh meter dari tempat mereka tinggal sekarang.
Rumah tersebut dibuatkan dari dana stimulan rumah tidak layak huni oleh Pemerintah Desa Paladan, Kecamatan Sesena Padang Mamasa.
Namun, Bodo belum bersedia pindah ke tempat baru lantaran belum ada rumah atau gubuk untuk tempat kedua anaknya.
“Untuk rumah, pemerintah desa sudah buatkan tapi untuk tempat kedua ODGJ tersebut memang belum kami buatkan karena desa tak ada anggaran untuk itu," kata Manus Buntukarua.
(Penulis Kontributor Polewali, Junaedi | Editor Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.