KOMPAS.com - Bodo Pole (75), seorang lansia di Mamasa, Sulawesi Barat terpaksa harus merawat kedua anaknya yang menderita orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Semenjak suaminya meninggal beberapa tahun yang lalu, Bodo harus menjadi tulang punggung keluarga.
Kala itu, kedua anak yang sedang menginjak usia remaja mulai mengalami gangguan kejiwaan.
Baca juga: Dua Kakak Beradik ODGJ Dikurung Puluhan Tahun hingga Lumpuh, Hanya Dirawat Lansia
Alhasil, dia harus banting tulang seorang diri untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Sebelum kerap sakit-sakitan dia pernah berjualan sayuran ke Pasar Mamasa.
Namun, lantaran telah memasuki usia senja Bodo tak mampu lagi berjualan ke pasar.
Bodo pun kewalahan dengan kondisi kedua anaknya yang menderita ODGJ.
Akhirnya dia memutuskan mengurung mereka di sebuah pondok bambu berukuran 1 x 1,5 meter di rumahnya di Desa Paladan, Kecamatan Sesena Padang.
Pondok sempit berukuran sekitar 1,2 meter itu membuat kedua anaknya hanya bisa duduk hingga menderita lumpuh.
Kedua anaknya dikurung sejak mengalami gangguan jiwa lebih dari 10 tahun yang lalu.
Anaknya, Tara (36), ODGJ selama lebih dari sepuluh tahun ini dikurung di samping rumah dalam gubuk kecil berbentuk kotak yang terbuat dari kayu dan bambu.
Sementara adik perempuan dari Tara bernama Limbong Karua (26) dikurung dalam kamar kecil di atas rumah panggung yang terbuat dari kayu.
Hanya ada celah ventilasi di antara papan untuk memasukkan makanan atau kebutuhan lainnya.
Bodo terpaksa mengurung anaknya itu sejak puluhan tahun lalu karena kerap bepergian entah ke mana.
Keduanya juga diketahui kerap mengamuk tak karuan sehinga takut mengganggu warga lain.