KOMPAS.com - Satpam puskesmas berlari dan memanjat tiang bendera setinggi 15 meter saat upacara peringatan HUT RI di Lombok Timur, NTB.
Ia melakukan hal tersebut saat tali pengait bendera terlepas hingga naik ke ujung tiang.
Tindakan Sang Satpam itu membuat upacara pengibaran bendera yang nyaris gagal itu dapat berjalan dengan lancar.
Sementara itu di Tasikmalaya, ibu muda berusia 29 tahun meninggal saat mengikuti lomba balap karung saat pelaraan HUT Kemerdekaan.
Baca juga: Heroik, Satpam di Lombok Timur Panjat Tiang Bendera 15 Meter demi Ambil Tali
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Gunung Bubut, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi pada Rabu (17/8/2022).
Diduga korban mendapatkan serangan hipertensi dan ia juga baru 2 bulan melahirkan.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer Nusantara selengkapnya:
Zulkarnain (37), seorang satpam Puskesmas Keruak, Lombok Timur, NTB langsung memanjat tiang 15 meter saat tali pengait bendera terlepas.
Peristiw tersebut terjadi saat upacara peringatan HUT ke-77 RI pada Rabu (17/8/2022).
Tindakan Zulkarnaen membuat upacara pengibaran bendera yang nyaris gagal itu dapat berjalan dengan lancar.
"Dia (Zulkarnaen) mengatakan spontan (memanjat tiang) demi Merah Putih. Itu membuat kami bangga ada warga, satpam seperti Zulkarnaen," tutur Camat Keruak Ahmad Subhan, Rabu (17/8/2022).
Ia mengatakan saat upacara, terjadi kesalahan dalam penempatan bendera dan tali pengait.
"Saat memperbaiki itulah, tali terlepas dan naik ke ketinggian ujung tiang bendera dan dengan sigap seorang petugas satpam puskesmas naik tiang bendera mengambil tali tersebut," terang Subhan.
Sempat terjadi ketegangan karena tiang bendera mulai melengkung saat dipanjat oleh Zulkarnaen.
Perwira pertama Polri itu menuduh seorang jurnalis asal Madiun melecehkan istrinya usai upacara perayaan HUT ke-77 RI di Alun-Alun Kota Madiun.
Kemarahan Dwi bermula saat puluhan wartawan mendampingi jurnalis Jumali yang mendatangi Mapolres Madiun Kota, Rabu (17/8/2022).
Kedatangan Jumali ke kantor Polres lantaran dipanggil Dwi terkait pengaduan istrinya yang merasa dilecehkan usai mengikuti upacara HUT RI di Alun-alun Kota Madiun.
Dwi bersikukuh meminta Jumali mengakui perbuatannya dan meminta maaf lagi kepada istrinya.
"Dia (wartawan) tinggal ngakui saya pegang pantatnya. Ini istri dan saya jaga. Ini tanggung jawab saya. Istri saya dipegang. Tinggal dia minta maaf sama saya kok susah sekali, dan ayahnya dia menitipkan kepada saya," ujar Dwi.
Baca juga: Kronologi Kasat Lantas Polres Madiun Kota Emosi dan Copot Baju, Tuduh Wartawan Lecehkan Istrinya
Kapolres Madiun Kota AKBP Suryono meminta maaf usai insiden kemarahan Kasat Lantas Madiun AKP Dwi Jatmiko hingga anggotanya tersebut mencopot pakaian dinas.
Keributan disebabkan bagian pantat istri Kasat Lantas tak sengaja terpegang oleh wartawan yang baru saja meliput Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI di Alun-alun Madiun, Rabu (17/8/2022).
Ketika itu, Kasat Lantas AKP Dwi Jatmiko melepas baju dinas dan berteriak pada wartawan yang dia tuding telah melecehkan sang istri.
"Saya minta maaf atas kesalahpahaman dan ketidaknyamanan yang telah terjadi. Saya akan panggil khusus yang bersangkutan," ungkap Suryono, Rabu.
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Gunung Bubut Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Diduga korban mendapatkan serangan penyakit hipertensi dan ia diketahui baru 2 bulan lalu melahirkan seorang anak.
Sesuai keterangan para saksi, korban yang semula kondisinya tak menunjukkan sedang sakit ikut perlombaan balap karung dengan ceria, tapi tiba-tiba ambruk saat berlomba dan meninggal dunia.
Korban jatuh dengan kepala serta wajag membentur jalan aspal. Ia pun meninggal dunia di tengah perjalanan menuju klinik kesehatan.
Baca juga: Ibu Muda di Tasikmalaya Meninggal Saat Balap Karung, Ini Penjelasan Polisi
"Kita lihat lewat YouTube, TV kami tersambar petir. Jadi ndak punya TV," kata Joko.
Setelah penampilan anak kesayangannya tersebut di depan Presiden Joko Widodo viral, orangtuanya baru menyaksikan di TV milik tetangga.
"Kita lihat TV di tetangga, masih belum sempat diperbaiki soalnya," ujar Joko.
Joko yang sebelumnya bekerja sebagai pengepul buah pinang itu, tidak menyangka penampilan anaknya tersebut sukses menggoyang Istana Negara.
"Benar-benar tidak menyangka anak saya bisa sampai seperti ini. Saya kira pas diundang di Jakarta biasa saja, ternyata jadi ramai," ungkapnya.
Kedua orangtua Farel sengaja tidak hadir mendampingi sang buah hati ke Istana Negara karena mengaku minder.
"Kami hanya orang kampung biasa, kalau semisal ikut bersama ndak enak. Kasihan si Farel. Apalagi ketemu para pejabat negara, Pak Presiden," ujar Joko
Baca juga: Tak Punya TV, Orangtua Farel Prayoga Nonton Anaknya Tampil di Istana lewat YouTube
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi, Irwan Nugraha, Rizki Alfian Restiawan | Editor : Pythag Kurniati, Khairina, Priska Sari Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.