Selebihnya mengharap uluran tangan dari orang lain.
Sebelum memasuki masa lansia, Bodo Pole sempat memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya dengan cara menjual sayur mayur ke Pasar Mamasa.
Namun, karena faktor usia Bodo kerap sakit-sakitan dan tak mampu lagi berjualan ke pasar. Bodo sendiri menderita pembesaran gondok di leher, namun karena alasan keterbatasan ekonomi keluarga, dia tak mampu mengakses layanan kesehatan.
Suami Bodo meninggal beberapa tahun lalu saat dua anaknya yang mengalami gangguan kejiawaan mulai menginjak usai remaja.
Praktis sejak kematian suaminya, Bodo yang menjadi tulang punggung.
Pemerintah Desa Paladan, Kecamatan Sesena Padang Mamasa telah membuatkan rumah dari dana stimulan rumah tidak layak huni kepada Keluarga Bodo.
Namun, hingga kini, keluarga ini belum mau pindah ke tempat yang baru itu.
Sekretaris Desa Paladan Manus Buntukarua mengatakan, keluarga tersebut telah dibuatkan rumah yang terbuat dari kayu, beberapa puluh meter dari tempat mereka tinggal sekarang.
Namun, Bodo belum bersedia pindah ke tempat baru lantaran belum ada rumah atau gubuk unutk tempat kedua anaknya.
Bodo sendiri mengurung anaknya sejak puluhan tahu lalu karena alasan menderita gila dan kerap bepergian entah ke mana.
Keduanya juga diketahui kerap mengamuk tak karuan. Bodo juga beralasan takut kedua anaknya yang ODGJ mengganggu warga lain.
“Untuk rumah, pemerintah desa sudah buatkan tapi untuk tempat kedua ODGJ tersebut memang belum kami buatkan karena desa tak ada anggaran untuk itu," kata Manus Buntukarua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.