Head of Sourcing & Comdev BINA PT Bintang Toedjoe, Daru Wibowo mengatakan, jahe dari Lebak dipilih untuk bahan baku kerena dikenal berkualitas dan ditanam di lahan subur.
“Petaninya juga memiliki potensi dan kami ingin memajukan wilayah Baduy. Lokasinya juga cocok. Setelah diuji, kualitasnya juga memenuhi standar,” ungkap Daru.
Kerja sama antara Kalbe Farma dengan mitra petani dari Lebak sudah terjalin sejak 2020. Setiap tahunnya petani Lebak memasok 30 ton jahe merah.
Baca juga: Obat Terbatas, Peternak di Sumsel Gunakan Kunyit hingga Jahe untuk Sapi Terpapar PMK
Selain di Lebak, petani jahe merah yang menjadi mitra Kalbe juga berasal di seluruh Indonesia dengan total mitra aktif mencapai 1.500 petani.
Head of Commmercialization BINA PT Bintang Toedjoe, Lidya Warjaya mengatakan, ada cita-cita tersendiri dari pihaknya dengan menggandeng petani lokal. Selain mensejahterakan petani, ada harapan untuk menjadikan jahe merah seperti ginseng di Korea.
“Korea Selatan terkenal dengan ginseng, kita ada jahe merah yang jadi kebanggaan herbal Indonesia,” kata dia.
Jahe merah sendiri, menurut Lidya, merupakan herbal spesial dan belum banyak negara yang mengembangkan karena keterbatasan pasokan. Kata Lidya, jahe merah banyak ditemukan di Indonesia tapi tidak di negara lain.
“Jahe gajah dan emprit banyak ditemukan di China, India, tapi jahe merah hanya Indonesia yang berhasil membudidayakan,” ungkap dia.
Dari khasiatnya, jahe merah lebih banyak memiliki antioksidan dibanding jenis jahe lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.