Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Abu Bakar Ba'asyir Ikuti Upacara HUT ke-77 RI, Akui Pancasila karena Kesepakatan Ulama

Kompas.com - 17/08/2022, 20:17 WIB
Riska Farasonalia

Editor

"Ilmu agamanya cukup dalam dan luas kalau kemudian dilengkapi dengan ilmu pengetahuan yang cukup luas dan kuat, maka saya yakin para santri dan alumninya yang sekarang sudah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri itu akan ikut berpartisipasi mengisi kemerdekaan Indonesia," kata Muhadjir.

Akui Pancasila Dasar Negara Indonesia

Sebelumnya, Abu Bakar Ba'asyir pernah menentang ideologi Pancasila. Namun, akhirnya mengakui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Pernyataan Abu Bakar Ba'asyir disampaikan dalam video berdurasi sekitar 40 detik yang beredar di media sosial (medsos).

"Indonesia berdasarkan Pancasila itu mengapa disetujui ulama? Karena dasarnya Tauhid. Ketuhanan Yang Maha Esa," ucap Abu Bakar Ba'asyir dalam video tersebut.

Abu Bakar Ba'asyir mengatakan dirinya sempat menganggap Pancasila itu syirik. Namun, setelah mempelajarinya, ia mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

"Dulunya saya, Pancasila itu syirik. Saya begitu dulu. Tapi setelah saya pelajari selanjutnya, ndak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik. Itu ndak mungkin. Karena ulama itu mesti niatnya ikhlas," ungkapnya.

Baca juga: Abu Bakar Baasyir Akui Pancasila Dasar Negara Indonesia

Penjelasan putra Abu Bakar Ba'asyir

Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rohim pun membenarkan, bahwa video yang beredar di medsos tersebut adalah Abu Bakar Ba'asyir. Namun, dirinya tidak mengetahui secara pasti kapan video itu dibuat.

Seingat dia pernyataan itu disampaikan Abu Bakar Ba'asyir pada bulan Ramadhan.

"Jadi memang benar itu video Ustaz Abu Bakar Ba'asyir. Itu beliau memandang Pancasila. Itu beliau memandang Pancasila. Dahulu beliau berpandangan Pancasila itu dibuat bertentangan dengan Islam. Dia tidak kelop dengan Islam. Tapi ternyata para pendiri bangsa itu merumuskan Pancasila sebagai jalan, sebagai legitimasi kaum muslimin secara mutlak, secara kafah. Di mana Ketuhanan Yang Maha Esa itu prinsipnya ketauhidan. Beliau melihatnya dari situ. Beliau jelaskan lagi ke masyarakat supaya tidak terjadi kesalahpahaman," kata Abdul Rohim saat ditemui di Ponpes Al Mukmin pada Kamis (4/8/2022).

Dia menambahkan Abu Bakar Ba'asyir sebenarnya tidak menolak konsep apapun sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam. Termasuk dasar negara Pancasila.

"Pada prinsipnya beliau tidak menolak konsep apapun. Asal tidak bertentangan dengan syariat Islam dan konsep Islam. Tapi kalau suatu konsep itu dibuat berhadapan dengan Islam, beliau akan menolak hal tersebut. Siapapun yang menerimanya dianggap sebagai orang yang melakukan kesalahan. Sebab prinsipnya tauhid," terang dia.

Baca juga: Akui Pancasila, Abu Bakar Baasyir: karena Dasarnya Tauhid. Ketuhanan yang Maha Esa

Sebelumnya, Abu Bakar Ba'asyir sempat menjadi sorotan karena menolak Pancasila maupun pemerintahan.

Bahkan, dia menolak menandatangani kesetiaan pada Pancasila dalam pembebasan bersyarat tiga tahun lalu.

Hal ini membuatnya kembali menjalani hukuman penjara. Ba'asyir baru dinyatakan bebas murni pada Januari 2021.

(Penulis Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor Andi Hartik, Dita Angga Rusiana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

Regional
Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Regional
Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Regional
Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Regional
Manisnya Cuan dari Melon Golden di Sawah Tadah Hujan Aceh...

Manisnya Cuan dari Melon Golden di Sawah Tadah Hujan Aceh...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com