BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Catur Raksasa Indonesia. Demikian nama yag terpampang di depan sebuah rumah di Desa Danaraja, RT 4 RW I, Kecamatan Purwonegoro, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sesuai dengan nama yang terpampang, di halaman rumah itu terpajang bidak-bidak catur berwarna hitam dan putih dengan ukuran cukup besar.
Di halaman rumah itu juga terdapat "lapangan" catur dengan luas 5X5 meter. Lapangan tersebut memanfaatkan halaman rumah yang dicat seperti papan catur.
Baca juga: Unik, Jembatan Ikonik di Chennai Dihias Seperti Papan Catur
"Ini biasa buat mainan anak-anak sini kalau sore," kata pemilik rumah sekaligus pembuat catur raksasa, Jodi Purnama (48) saat ditemui, Senin (15/8/2022).
Jodi mengatakan, telah memproduksi catur raksasa sejak 2012 lalu. Hasil karyanya telah dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia, bahkan hingga luar negeri.
"Pernah dikirim ke Selandia Baru dan Australia," ujar bapak dengan dua anak ini.
Jodi mengatakan, rata-rata yang membeli catur raksasa buatannya yaitu developer perumahan, perusahaan, hotel, dan pengelola tempat wisata.
Catur raksasa produksinya terdiri dari dua ukuran. Ukuran pertama, tinggi pion 50 centimeter dengan diameter 30 centimeter dan tinggi raja 86 centimeter, diameter 35 centimeter.
Ukuran kedua lebih besar, tinggi pion 88 centimeter dengan diameter 53 centimeter dan tinggi raja 150 centimeter, diameter 62 centimeter.
Baca juga: ASEAN Para Games 2022: Tim Para-Catur Indonesia Bicara Target dan Pesaing Terberat
Jodi menjelaskan, bahan utama pembuatan catur raksasa ini yaitu resin, katalis remate, pigmen, kalsium karbonat, dan erosil.
Proses pembuatan diawali dengan pencetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Selanjutnya didempul dan cat dasar.
Setelah rapi dilanjutkan dengan proses pengecatan dan finishing.
Jodi mengatakan, proses produksi tersebut memerlukan waktu paling sedikit 45 hari hingga 90 hari.
Jodi menjual satu set catur dengan harga Rp 52 juta untuk ukuran kecil dan Rp 105 juta untuk ukuran yang besar. Harga tersebut belum termasuk papan caturnya.
Jodi memiliki dua workshop, pertama di Tangerang Selatan dan belakangan juga membuat di Banjarnegara.