Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi 5 Pelaut Indonesia Tiba di Kapal Berbendera Timor Leste, Tak Digaji, dan 3 Bulan Terjebak di Somaliland

Kompas.com - 16/08/2022, 12:04 WIB
Chermanto Tjaombah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BITUNG, KOMPAS.com - Lima pelaut asal Indonesia menceritakan bagaimana mereka bisa berada di kapal VS Fox berbendera Timor Leste, yang berujung pada nasib yang tidak jelas di Somaliland selama tiga bulan terakhir.

Devis Tumbel, nakhoda kapal yang merupakan warga Bitung, Sulawesi Utara, menceritakan kelimanya tiba di kapal tidak dalam waktu bersamaan.

Tiga orang di antaranya sudah tiba lebih awal sejak Maret 2022. Sementara dua lainnya bergabung dua bulan berselang.

Baca juga: Tertahan 3 Bulan di Somaliland, 5 Pelaut Indonesia Berharap Bisa Pulang

Selain Devis, empat lain lainnya adalah Ikhwanli, Darso, dan Mucholidin asal Jawa Tengah, serta Hartono yang berasal dari Jawa Timur.

Ikhwanli, Hartono, dan Mucholidin adalah anak buah kapal yang tiba di VS Fox pada Maret. Sementara Devis dan Darso baru tiba Mei.

Sejak bulan pertama bekerja, Ikhwanli, Mucholidin dan Hartono tak kunjung dibayarkan oleh pemilik kapal. Devis dan Darso juga tak menerima hak mereka.

Tiap akhir bulan berjalan, kelimanya hanya dijanjikan gaji mereka akan segera ditransfer. Namun hingga Juni, iming-iming menerima 2.750 dollar AS (sekitar Rp 40 juta) per bulan tak terealisasi.

Keluhan ini kemudian mereka sampaikan pada 6 Juni 2022 ke Moniar Laurence, agen yang merekrut mereka mengatasnamakan PT Yoga.

Selain itu, mereka juga meminta KBRI di Kenya untuk membantu pemilik kapal membayarkan gaji dan memulangkan mereka ke Indonesia.

Baca juga: Tergiur Gaji Tinggi, Devis Rela Gadai Motor dan Emas untuk Berlayar ke Somalia

Pada 12 Juni 2022, mereka tiba-tiba diturunkan dari kapal dan diarahkan menuju Hotel Berbera Beach di Somaliland.

Saat mereka menghubungi Monica Laurence terkait pemindahan tersebut, Monica berdalih itu adalah proses untuk memulangkan mereka.

Mendengar penjelasan tersebut, kelimanya mengikuti arahan agen tanpa beban karena dijanjikan biaya makan serta hotel. Selain itu, pihak agen juga bakal menyelesaikan tanggungan gaji dan pemulangan.

Awal berada di hotel, kelima pelaut ini masih lancar berkomunikasi dengan agen perekrut, KBRI di Kenya, serta BP2MI dengan janji, proses pemulangan masih terus diupayakan.

Baca juga: Tak Miliki PKL, Pelaut di Kaltara Digaji Suka-Suka dan Lembur Tak Dihitung

Lalu pada akhir Juni 2022, komunikasi yang awalnya lancar dengan Monica tiba-tiba terputus. Nomor yang digunakan PT Yoga untuk merekrut mereka juga tak lagi aktif.

Hingga pada akhir Juli, KBRI Nairobi mengirim nota berisi tagihan makan dan biaya hotel selama dua bulan, dengan total mencapai Rp 180 juta.

"Kami sudah sampaikan keluhan kami ke BP2MI, dengan harapan dapat membantu pembayaran hotel tersebut dan membiayai tiket pemulangan kami ke Indonesia, tapi belum ada solusi," harap Devis via telepon, Selasa (16/8/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com