Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Adi Ismanto Selamatkan Anggrek Langka, Diancam Dibunuh hingga Ditawari Uang Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 16/08/2022, 11:38 WIB
Suwandi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Pohon durian jangkung tampak kokoh di malam yang temaram. Seorang lelaki paruh baya bersusah payah memanjat pohon durian. Bermodal senter di kepala, dia meraba-raba tanaman di ujung dahan. Tanaman itu adalah anggrek.

Lelaki yang memanjat pohon durian setinggi 30 meter di tengah malam itu adalah Adi Ismanto. Dia ingin menyelamatkan anggrek karena esok hari pohon durian hendak di tebang yang empunya batang.

Penyelamatan yang dilakukan Adi Ismanto selama 13 tahun bukan tanpa alasan. Selain keberadaan anggrek yang mulai langka di alam, hal ini dilakukannya untuk menebus dosa.

"Saya adalah pendosa yang bertaubat. Sebab dulu saya pernah jual beli anggrek langka," kata Adi Ismanto di Taman Sakat Lebung Panjang, tempat dia melakukan konservasi anggrek, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Taman Arjuno, Tempat Beragam Jenis Anggrek di Malang

Saat melakukan jual-beli anggrek, dirinya belum menyadari kalau keberadaan anggrek di alam semakin menipis.

Kelangkaan anggrek tidak hanya dipicu jual beli anggrek, tetapi adanya aktivitas alih fungsi lahan.

Celakanya, sambung Adi, ia pernah bekerja sebagai operator alat berat selama 12 tahun di perusahaan yang membabat pohon untuk perkebunan.

Padahal, hutan itu rumah bagi puluhan spesies anggrek langka dan endemis.

"Saya juga pernah bebalok (illegal logging). Tapi itu masa lalu, kini saya sudah bertobat dan ingin menebus dosa. Menyemai kebaikan untuk alam," kata Adi yang kini aktif mendalami sejarah dan budaya di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarojambi.

Selamatkan Anggrek Langka dan Endemik

Setelah menyadari keberadaan anggrek mulai langka di alam, Adi membentuk Paguyuban Anggrek Muarojambi pada 2009. Namun, tak bertahan lama karena rekan-rekannya banyak terlibat politik.

Tak lama berselang, masih di tahun yang sama, Adi kembali mendirikan komunitas Gerakan Muarojambi Bersakat (GMB), bertepatan dengan hari lingkungan. Komunitas ini didirikan oleh 4 orang, yakni Adi Ismanto, Edward Sasmita, Sanusi, dan Junaidi.

Aktivitas penyelamatan anggrek mulai dilakukan di bawah bendera GMB. Kala itu, alih fungsi lahan sangat masif sehingga hutan-hutan gundul dan anggrek-anggrek menghilang.

Berpacu dengan kerusakan hutan, Adi terus menyelamatkan anggrek secara mandiri.

Baca juga: 4 Warga Nganjuk Terima Imbalan dari BPSMP Sangiran Usai Berhasil Selamatkan Fosil

 

Seperti 80 spesies anggrek di antaranya anggrek macan (Grammatophyllum speciosum), anggrek hitam (Coelogyne pandurata), kemudian anggrek hutan (Dendrobium lampongense) Bulbophyllum, Cymbidium, Appendicula, Pomatocalpa, Phalaenopsis atau Eria, Trichotosia Ferox, Thelasis, Flicking Coelogyne, Javanica dan anggrek keris (Dendrobium aporum aloifolium).

"Totalnya ada 80 spesies anggrek yang dapat kami selamatkan dari hutan. Kemudian dibawa ke rumah masing-masing anggota GMB, untuk dirawat dan nantinya akan dilepasliarkan ke alam," kata Adi.

Beberapa tahun merawat anggrek di rumah, para anggota GMB menemukan banyak kendala. Mulai dari biaya perawatan hingga membagi waktu dengan pekerjaan lain.

Akibatnya, banyak anggrek yang mati. Dari kejadian tersebut, mulai tumbuh kesadaran baru bagi Adi. Dia ingin melakukan penyelamatan yang lebih besar, yakni mengelola kawasan hutan untuk merawat anggrek.

"Saya sadar susah menanam anggrek di rumah. Karena anggrek ini dari alam, maka harus dikembalikan ke alam," kata Adi.

Baca juga: Detik-detik Kebakaran Besar di Jambi, Gudang Minyak Ilegal Dilahap Api, Warga Sempat Dengar Ledakan

Maka pada 2013, Adi bersama kawan GMB menemui sejumlah pihak terkait seperti Dinas Kehutanan Kabupaten Muarojambi dan Provinsi Jambi, lalu Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Pemda Muarojambi.

Mereka hendak meminta izin mengelola hutan Pematang Damar yang berada di Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, untuk kegiatan konservasi anggrek.

"Mereka bilang Pematang Damar itu bukan hutan tapi APL atau area penggunaan lain. Tapi menurut kami orang kampung, kalau ada kayu besar itu yo namanya rimbo atau hutan," kata pria yang telah menghidupkan seni tradisi gambang ini.

Kasak kusuk Adi ingin mengelola Pematang Damar rupanya terbaca oleh pengusaha yang rakus akan lahan di Jambi.

Pada 2014, dengan kekuatan uangnya, para pengusaha membeli kawasan hutan Pematang Damar, pada warga setempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Regional
Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Regional
Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Regional
Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Regional
Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Regional
Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Regional
Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com