KOMPAS.com - Ekspedisi Pamalayu merupakan peristiwa sejarah yang terkenal pada abad ke-13 antara Kerajaan Singasari (Jawa) dan Melayu Dharmasraya (Sumatera).
Ekspedisi Pamalayu adalah ekspedisi yang dilakukan Raja Kertanegara (Kerajaan Singasari) ke Melayu pada tahun 1275.
Istilah Pamalayu berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti melawan Melayu. Namun, ekspedisi yang terkesan sebagai perlawanan ini tidak ada catatan pertumpahan darah.
Pamalayu merupakan istilah yang ditemukan dalam Kitab Pararaton dari abad ke 1522 Saka atau 1600 Masehi.
Selain itu, istilah Pamalayu juga ditemukan di Kitab Negarakertagama yang menuliskan bagaimana Raja Kertanegara mengeluarkan perintah untuk menundukkan Bhumi Melayu. Peristiwa "penundukkan" itu juga disebut Pamalayu.
Baca juga: Ekspedisi Pamalayu, Usaha Kerajaan Singasari Memperluas Jajahan
Lalu mengapa Kerajaan Singasari melakukan Ekspedisi Pamalayu?
Ekspedisi Pamalayu merupakan sebuah diplomasi kultural yang digagas Raja Kertanegara untuk menguasai wilayah kerajaan Melayu Dharmasraya.
Tujuan Ekspedisi Pamalayu ini adalah:
Beberapa kali penguasa Mongol mengirimkan utusan ke Jawa dengan maksud supaya Kertanegara tunduk.
Dikisahkan sebagai wujud penolakan, Kertanegara justru memotong telinga Meng Qi, utusan Mongol terakhir pada tahun 1289.
Banyak sejarawan meyakini bahwa sebelum penolakan tersebut, Kertanegara telah melakukan strategi untuk membendung pengaruh Khubilai Khan.
Sejumlah ekspedisi yang dilakukan Kertanegara, seperti di ke Bali, Madura, termasuk Pamalayu merupakan cara untuk membendung ekspansionis Mongol.
Baca juga: Kerajaan Melayu: Letak, Raja-raja, dan Ekspedisi Pamalayu
Ekspedisi Pamalayu dilakukan dengan cara mengerahkan pasukan Singasari sebanyak-banyaknya ke bumi Melayu.
Hal ini dibuktikan dalam Kitab Pararaton yang menyebutkan bahwa pasukan Tumapel (Singasari) yang tersisa hanya sedikit, bahkan istana hampir kosong.
Ekspedisi Melayu merupakan sebuah bentuk politk luar negeri Kertanegara yang prihatin dengan ancaman agresi Kubilai Khan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.