Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertahan 3 Bulan di Somaliland, 5 Pelaut Indonesia Berharap Bisa Pulang

Kompas.com - 15/08/2022, 16:34 WIB
Chermanto Tjaombah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BITUNG, KOMPAS.com - Sebuah video memerlihatkan lima pelaut asal Indonesia meminta dipulangkan setelah tertahan selama tiga bulan di Somaliland.

Video tersebut viral setelah diunggah oleh Serikat Pelaut Sulawesi Utara ke media sosial konsultasi pelayanan Pemerintah Kota Bitung.

Rekaman yang dikirim langsung nakhoda kapal Devis Tumbel (41), warga Bitung, menceritakan dia dan empat rekan lainnya tak pernah digaji seperti yang dijanjikan.

Baca juga: Perahu Terbalik, Pelaut Perancis Terjebak 16 Jam di Samudra Atlantik

Kapten Devis berharap bantuan pemerintah, khususnya wali kota Bitung dan gubernur Sulawesi Utara agar dapat melakukan upaya untuk dapat memulangkan mereka kembali ke Tanah Air.

Dari video tersebut, selain Devis yang merupakan warga Bitung, empat pelaut Indonesia lainnya berasal dari Pulau Jawa, dengan satu Jawa Tengah dan tiga sisanya Jawa Timur.

Devis menceritakan, mereka berangkat ke Somalia melalui perekrutan perusahaan bernama PT Yoga Yang yang beralamat di Bekasi.

Kelimanya berangkat sekitar Mei 2022 lalu untuk bekerja di Kapal VS Fox. Tugas mereka menangkap ikan di perairan Somalia dengan gaji 2.750 dollar AS, atau sekitar Rp 40 juta per bulan.

Ironisnya sejak berangkat Mei hingga saat ini, gaji yang dijanjikan tersebut tak kunjung diterima kelimanya. Bahkan, mereka harus menanggung biaya hidup setelah kelimanya turun dari kapal dan berpindah ke Hotel Berbera Beach Somaliland.

Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pelaut Sulawesi Utara, Anwar Abdul Dalewa sekaligus pengunggah video, menjelaskan jika pihaknya telah melakukan komunikasi dengan perusahaan PT Yoga yang disebut merekrut mereka.

"Tiba-tiba saya dapatkan surat pernyataan dari PT Yoga, Pemilik perusahaan tidak bertanggung jawab, tapi yang bertanggung jawab adalah perekrut. Dan hingga saat ini BP2MI belum pernah ketemu dengan orang ini melainkan hanya melalui WA," terang Anwar ditemui di kantornya di Bitung.

Anwar menambahkan, awalnya komunikasi antara nakhoda dengan pihak perekrut dilakukan melalui WhatsApp. Dua hari berikutnya, diarahkan ke jakarta dan ditampung di rumah kontrakan yang dijadikan kantor.

Saat ini, Serikat Pelaut Sulawesi Utara telah melanyangkan surat yang ditujukan ke Kementerian Luar Negeri, KBRI Nairobi, dan BP2MI sebagai upaya tekanan kepada pemerintah untuk segera bertindak memulangkan kelimanya ke Indonesia.

Anwar mengancam akan mengawal kasus ini hingga ke Bareskrim Polri, terlebih jika perusahaan yang tertera sebagai perekrut tidak bertanggung jawab dengan dalih apa pun terhadap kelima warga negara tersebut, termasuk pemulangan hingga hak normatif mereka.

Baca juga: Tak Miliki PKL, Pelaut di Kaltara Digaji Suka-Suka dan Lembur Tak Dihitung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com