LEWOLEBA, KOMPAS.com - Polemik penyegelan lima ruang kelas Sekolah Dasar Inpres (SDI) Ilowutung di Desa Lamalela, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, NTT, berbuntut panjang.
Sejumlah siswa terpaksa dipindahkan ke sekolah tetangga untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata Anselmus Bahi mengatakan, upaya ini dilakukan agar para siswa tidak lagi belajar di teras gedung.
"Kebetulan di lokasi itu ada SMP satu atap (satap) para siswa dipindahkan ke sana dulu. KBM untuk siswa SD dari pagi sampai pukul 10.00 Wita. Selanjutnya akan digunakan anak SMP. Sehingga proses KBM tidak terganggu lagi," ujar Anselmus saat dihubungi, Senin (15/8/2022).
Anselmus telah berupaya memfasilitasi para tukang dan pemilik material yang menyegel sekolah itu.
Baca juga: Gedung Sekolah di Lembata Disegel Tukang, Pemkab: Siswa Tidak Boleh Dikorbankan
Namun, pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak untuk membuka ruangan yang disegel karena ada aspek lain yang dipertimbangkan.
"Secara aspek kemanusiaan, kalau kita paksa buka, pemilik proyek pasti tutup mata dan tidak akan bayar. Sehingga kita berupaya menyelamatkan anak-anak itu agar mereka tidak lagi belajar di teras kelas," katanya.
Anselmus meminta kontraktor pelaksana segera membayar upah tukang dan material. Sebab, jika dibiarkan akan memperhambat proses KBM di sekolah itu.
"Kita berharap mudah-mudahan pemerintah pusat juga bisa tahu ada utang negara yang belum dibayar sebesar Rp 73 juta. Apalagi ini proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)," jelasnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.