SOLO, KOMPAS.com – Umur Yuli Eko Nugroho kian mendekati kepala empat. Bapak dua anak ini sadar betul dirinya sudah tak lagi muda.
Yuli pun sangat bersyukur di usianya yang pada Juli lalu menginjak angka 39 tahun, masih diberi kebugaran.
Dia bersemangat ingin terus sehat agar bisa bekerja secara optimal. Ada kebutuhan keluarga yang harus dicukupi.
Di samping itu, Yuli mengejar manfaat lain dari sehat berupa sedekah. Ini menyangkut kepesertaannya dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan.
Di mana, ketika bisa tetap sehat dan tak pernah telat membayar iuran JKN, laki-laki yang sehari-hari bekerja menjadi sopir panggilan itu merasa jadi punya kesempatan untuk membantu peserta lain yang sakit.
“Memang tidak banyak yang saya berikan, tetapi rasanya sudah senang bisa ikut berkontribusi untuk kebaikan orang lain,” tutur dia kepada Kompas.com, Jumat (12/8/2022).
Bersama istri dan anaknya, Yuli sudah menjadi peserta JKN segmen mandiri kelas 3 sejak 2014. Dia hanya diwajibkan membayar iuran BPJS Kesehatan Rp35.000 per jiwa.
Jika dibandingkan dengan manfaat yang dijamin, Yuli menganggap iuran JKN ini tergolong murah.
Bagaimana tidak, kata dia, ketika mau membayar iuran paling kecil seperti dirinya saja, orang-orang sudah tidak perlu lagi khawatir apabila suatu saat nanti perlu berobat karena sakit.
Ini termasuk jika peserta terkena penyakit berbiaya besar, seperti penyakit jantung atau penyakit ginjal.
Karena merasa JKN punya manfaat begitu besar dan menawarkan prinsip baik gotong-royong, Yuli yang sehari-hari juga menjadi Ketua RW 003 Semanggi, Pasar Kliwon, Solo itu pun tak pernah ragu untuk mengajak warga lain di sekitarnya agar segera ikut mendaftar program tersebut.
Dia bersyukur kini 95 persen lebih warganya telah terkaver BPJS Kesehatan.
“Setelah diberi pengertian, banyak warga yang belum punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) akhirnya mulai cari-cari,” tuturnya.
Pengurus RW 006 Kelurahan Semanggi, Irsam (53) juga mengaku sering menyosialisasikan program JKN ke warga.
Menurut dia, pekerjaan rumah (PR) terkait kepesertaan JKN di wilayahnya kini lebih ke upaya mempertahankan capaian yang sudah tinggi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.