Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Pejabat Publik Dikhawatirkan Terganggu Jelang Pilpres 2024, Begini Menurut Pengamat Politik Unpad

Kompas.com - 14/08/2022, 16:45 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Munculnya nama sejumlah pejabat publik dalam bursa calon presiden (capres) 2024-2029 dikhawatirkan oleh sebagian masyarakat dapat menggangu kerja mereka di pemerintahan saat ini.

Akan tetapi, menurut Pengamat Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Muradi, sampai hari ini kinerja para pejabat publik yang diprediksi akan meramaikan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak terganggu.

"Saya kira sampai hari ini, katakanlah Erick (Thohir), kalaupun ada sedikit yang terganggu tapi habis itu normal lagi, artinya tidak sampai menginterupsi," kata Muradi, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/8/2022).

Muradi menambahkan, hal serupa juga terlihat dari kinerja nama-nama lain yang kerap muncul dalam bursa capres 2024, seperti Airlangga Hartarto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil.

Baca juga: Mengapa Gembar-gembor Pilpres 2024 Sudah Dimulai Saat Ini? Begini Penjelasan Pengamat Politik Unpad

"Sejauh ini justru saya melihatnya ada kreativitas dan inovasi agar mereka tetap bisa eksis, baik melalui media sosial maupun media umum lainnya," ujar Muradi.

Muradi mengatakan, Presiden Jokowi juga telah beberapa kali secara langsung, baik formal maupun informal, mempersilakan kepada para pejabat publik yang memiliki indikasi maju pada Pilpres 2024 asalkan tetap menjaga kerja-kerja di pemerintahannya tetap tidak terganggu.

"Pak Jokowi malah mempersilakan selama kerja-kerja teknokrasi tidak terganggu. Dia (Jokowi) dorong Erick, dorong Prabowo, silakan, tapi jangan sampai mengganggu kerja teknokratik kementerian," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan pengamatannya, Muradi menyampaikan, bukan tidak mungkin Pilpres 2024 akan diikuti oleh empat pasangan capres.

"Tinggal kita mau tidak kemudian mengeluarkan cost politic. Ini kan pasti dua putaran. Satu putaran misalnya hampir Rp 2,5 triliun untuk prosesnya, kalau dua kali ya Rp 5 triliun untuk pilpres saja. Itu akan jadi problem tersendiri," ungkapnya.

Baca juga: Zulhas Sebut KIB Ingin Hilangkan Narasi Cebong-Kampret yang Muncul Setiap Pilpres

Meski begitu, bagi para pemilih, dengan munculnya lebih dari dua pasangan calon tentu akan menjadi keuntungan tersendiri.

"Semakin banyak pilihan, semakin banyak juga kesempatan kita untuk memilih orang yang paling baik," ujar Muradi.

Potensi terbelahnya masyarakat akibat Pemilu 2024

Muradi berharap, Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasang calon saja, mengingat tingginya biaya yang harus dikeluarkan negara dalam penyelenggaraannya dan risiko terbelahnya masyarakat akibat pemilu.

"Pembelahan akan mungkin terjadi tapi akan lebih soft dibandingkan pemilu 2014 dan 2019, karena masing-masing sudah paham posisi politiknya," paparnya.

Dia menjelaskan, potensi terbelahnya masyarakat dalam ajang politik lima tahunan akan selalu ada, namun dalam pilpres 2024, potensi pembelahan tidak akan seekstrem pemilu 2014 dan 2019.

Baca juga: Foto Ganjar Dibawa FX Rudy ke Gunung Sinai, Didoakan Terkait Rekomendasi Pilpres?

"Kemungkinan terbelahnya bukan pada sentimen agama, bukan sentimen ideologi yang keras," ungkapnya.

Muradi mengungkapkan, salah satu strategi yang bisa diterapkan untuk mengurangi risiko terbelahnya masyarakat akibat pilpres adalah dengan mengusung capres dan cawapres yang berlatar belakang beragam.

"Contoh, Anies Baswedan dengan Ganjar, itu kan menarik. Atau misalnya, Prabowo dengan Ridwan Kamil, atau dengan calon lain yang dianggap mewakili entitas tertentu. Itu juga menarik kalau saya kira," ucap Muradi.

Muradi juga mengingatkan, siapa pun nanti yang menjadi presiden periode 2024-2029, bukan tidak mungkin para rivalnya selama pilpres akan bergabung ke dalam pemerintahan.

Baca juga: Soal Pilpres 2024, PAN Jatim Bahas Nama Khofifah hingga Andika Perkasa di Rakerwil

"Itu yang harus dipahami oleh publik. Ini masalah konstelasi biasa, begitu selesai jika bisa saling melengkapi pasti akan dilakukan juga," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Regional
Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com