Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pemberontakan di Kerajaan Majapahit, dari Ranggalawe hingga Kuti

Kompas.com - 13/08/2022, 21:00 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu Buddha yang terakhir di Nusantara.

Kerajaan Majaphit didirikan oleh Raden Wijaya, ia raja pertama yang memerintahkan kerajaan dari tahun 1293 hingga 1309.

Tahta Kerajaan Majapaht dilanjutkan oleh Jayanegara sebagai raja kedua yang merupakan putra Raden Wijaya.

Selama berdiri sebagai kerajaan, ada sejumlah pemberontakan di Kerajaan Majapahit.

Pemberontakan terjadi karena masalah internal dan eksternal kerajaan.

Berikut ini sejumlah pemberontakan di Kerajaan Majapahit.

Pemberontakan di Kerajaan Majapahit

1. Pemberontakan Ranggalawe

Ranggalawe merupakan tokoh penting dalam pendirian Kerajaan Majapahit, ia juga sahabat setia Raden Wijaya.

Pemberontakan Ranggalawe bermula dari hasutan sosok yang gemar mengadu domba, yaitu Mahapati.

Pemberontakan Ranggalawe merupakan pemberontakan pertama di Kerajaan Majapahit.

Sejak berdirinya Kerajaan Majapahit, Mahapati senang mengadu domba sehingga menimbulkan permusuhan di antara sahabat Raden Wijaya.

Baca juga: Pemberontakan Ranggalawe: Penyebab dan Kronologinya

Banyak muncul perbedaan waktu atas kapan tepatnya pemberontakan Ranggalawe terhadap Majapahit.

Dalam Kitab Pararaton disebutkan bahwa pemberontakan Ranggalawe merupakan perlawanan pertama yang terjadi di Kerajaan Majapahit pada tahun 1295. Peristiwa terjadi setelah Raden Wijaya meninggal dunia.

Sementara Kitab Negarakertagama menyebutkan Raden Wijaya meninggal pada tahun 1309.

Dalam Kidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe disebutkan konon Ranggalawe tidak puas mendapat posisi sebagai Adipato Tuban. 

Selain itu, ia juga merasa kesal karena pengangkatan Nambi sebagai rakryan patih. Karena menurutnya, jabatan itu harus diberikan pada pamannya Lembu Sora.

Sementara, Lembu Sora justru mendukung Nambi menjadi patih dan tidak setuju Ranggalawe.  

Situasi ini dimanfaatkan Mahapati untuk menghasut Nambi. Mahapati melaporkan bahwa Ranggalawe tengah menyusun pemberontakan serta meminta izin Nambi untuk menyerang.

Ranggalawe yang mendengar kabar serangan itu kemudian menyiapkan pasukan untuk menghadang pasukan Majapahit.

Kemudian, terjadi pertempuran antara pasukan Ranggalawe dan pasukan Majapahit yang dipimpin Nambi, Kebo Anabrang, dan pamannya sendiri, Lembu Sora.

Dalam pertempuran tersebut Ranggalawe terbunuh oleh Kebo Anabrang.

2. Pemberontakan Lembu Sora

Lembu Sora adalah sahabat Raden Wijaya yang ikut mendirikan Kerjaan Majapahit.

Baca juga: Pemberontakan Lembu Sora: Penyebab dan Kronologinya

Pemberontakan Lembu Sora terjadi pada 1300 atau lima tahun setelah pemberontakan Ranggalawe, yang tidak lain adalah keponakannya sendiri.

Pada Pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora masih berpihak pada Kerajaan Majapahit.

Namun saat melihat keponakannya itu dibunuh secara kejam oleh Kebo Anabrang, Lembu Sora menjadi murka. Ia menyerang Kebo Anabrang hingga tewas.

Pasca pertempuran, Raden Wijaya telah mengampuni semua yang terlibat.

Namun karena fitnah Mahapati, Lembu Sora dianggap sebagai pemberontak yang telah membunuh Kebo Anabrang.

Mahapati terus menghasut pejabat istana dan menyatakan bahwa Lembu Sora patut mendapatkan hukuman mati. Namun, Raden Wijaya menolak usulan itu.

Mahapati terus menghasut para pejabat istana hingga mereka resah. Karena, raja seolah-olah melindungi Lembu Sora.

Alhasil, Raden Wijaya menghentikan Lembu Sora dari jabatannya dan berencana membuangnya ke Tulembang.

Mahapati mendatangi rumah Lembu Sora untuk menyampaikan keputusan raja.

Kemudian, Lembu Sora datang ke istana untuk menyerahkan diri. Karena akal bulus Mahapati, Lembu Sora disangka akan melakukan pemberotakan pada raja.

Ketika sampai di halaman istana, Lembu Sora dihadang pasukan Majapahit di bawah pimpinan Nambi. Lembu Sora dan pengikutnya dikeroyok pasukan Majapahit hingga tewas.

3. Pemberontakan Nambi

Pemberontakan Nambi terjadi ketika Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Jayanegara (1309-1328).

Baca juga: Pemberontakan Nambi, Gugurnya Patih Pertama Kerajaan Majapahit

Penyebab pemberontakan akibat fitnah perjabat licik Mahapati.

Mahapati yang mengincar jabatan patih mengadu domba antara Nambi dan Raja Jayanegara.

Nambi adalah salah satu sahabat Raden Wijaya. Bersama Ranggalawe, Kebo Anabrang, dan Lembu Sora, ia juga turut merintis pendirian Kerajaan Majapahit.

Nambi dinobatkan sebagai patih pertama Kerajaan Majapahit oleh Raden Wijaya, atas kesetiaan dan jasanya.

Mahapati berhasil menyingkirkan Ranggalawe, Kebo Anabrang, dan Lembu Sora, sekitar tahun 1295 hingga 1300. Ketiga, pemberontakan akibat fitnah Mahapati.

Untuk menyingkirkan Nambi, Mahapati menciptakan ketegangan antara raja dan patihnya.

Ia menyebarkan rumor bahwa Jayanegara tidak menyukai gagasan-gagasan Nambi.

Suatu hari, Nambi minta izin pulang kampung pada raja untuk menengok ayahnya yang tengah sakit keras. Belum tiba d rumah, ternyata ayah Nambi telah meninggal dunia.

Mahapati memanfaatkan kesempatan ini dengan mendatangi rumah Nambi dan menyampaikan kabar bahwa raja menyarankan agar memperpanjang masa istirahan Nambi.

Nambi menuruti perintah raja yang disampaikan melalui Mahapati tersebut.

Di hadapan Raja Jayanegara, Mahapati justru memfitnah bahwa Nambi menolak kembali ke kerajaan dan tengah mempersiapkan untuk memberontak.

Dalam Kitab Paparaton disebutkan Raja Jayanegara marah dan meminta pasukan untuk membunuh Nambi.

Namun dalam Kitab Negarakertagama disebutkan bahwa pimpinan serangan terhadap pemberontakan Nambi adalah Raja Jayanegara.

Nambi dan seluruh pasukannya tewas dalam pertempuran itu.

Baik, Kitab Pararaton atau Kitab Negarakertagama menyebutkan kematian Nambi pada tahun 1316.

4. Pemberontakan Kuti

Pemberontakan Kuti di Kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Jayanegara.

Baca juga: Pemberontakan Kuti: Penyebab dan Kronologinya

Ra Kuti merupakan anggota Dharmaputra. Dalam, Kitab Pararaton disebutkan bahwa Dharmaputra berarti pegawai istimewa istana yang disayang raja.

Saat Raja Jayanegara menggantikan Raden Wijaya sebagai raja Majapahit, Ra Kuti merasa tidak puas dengan pemerintahannya.

Raja Jayanegara dianggap labil dan mudah diperdaya, terlebih Jayanegara merupakan putra Raden Wijaya dari seorang selir bukan permaisuri.

Hal tersebut yang menjadi alasan Ra Kuti untuk menggulingkan Raja Jayanegara dari tahta kerajaan sebagai raja.

Pemberontakan Kuti berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada.

Saat Ra Kuti berhasil menduduki ibu kota, Gajah Mada mengatur siasat dengan mengatakan bahwa Raja Jayanegara telah tewas dalam pelariannya.

Mendangar kabar itu, para pejabat istana dan rakyat sedih.

Akhirnya, Gajah Mada menyakini bahwa rakyat masih mencintai rajanya dan tidak menyukai tindakan kudeta dilakukan Ra Kuti.

Gajah Mada pun menjelaskan bahwa Raja Jayanegara masih hidup dan meminta dukungan rakyat untuk memadamkan pemberontakan Ra Kuti.

Pemberontakan Ra Kuti berhasil dipadamkan dan Raja Jayanegara menduduki tahtanya kembali. (Penulis: Widya Lestari Ningsih dan Editor: Nibras Nada Nailufar

Sumber:

intisari.grid.idwww.gramedia.comintisari.grid.id, dan www.kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Regional
Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Regional
Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Regional
Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Regional
Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Regional
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com