Pemberontakan Lembu Sora terjadi pada 1300 atau lima tahun setelah pemberontakan Ranggalawe, yang tidak lain adalah keponakannya sendiri.
Pada Pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora masih berpihak pada Kerajaan Majapahit.
Namun saat melihat keponakannya itu dibunuh secara kejam oleh Kebo Anabrang, Lembu Sora menjadi murka. Ia menyerang Kebo Anabrang hingga tewas.
Pasca pertempuran, Raden Wijaya telah mengampuni semua yang terlibat.
Namun karena fitnah Mahapati, Lembu Sora dianggap sebagai pemberontak yang telah membunuh Kebo Anabrang.
Mahapati terus menghasut pejabat istana dan menyatakan bahwa Lembu Sora patut mendapatkan hukuman mati. Namun, Raden Wijaya menolak usulan itu.
Mahapati terus menghasut para pejabat istana hingga mereka resah. Karena, raja seolah-olah melindungi Lembu Sora.
Alhasil, Raden Wijaya menghentikan Lembu Sora dari jabatannya dan berencana membuangnya ke Tulembang.
Mahapati mendatangi rumah Lembu Sora untuk menyampaikan keputusan raja.
Kemudian, Lembu Sora datang ke istana untuk menyerahkan diri. Karena akal bulus Mahapati, Lembu Sora disangka akan melakukan pemberotakan pada raja.
Ketika sampai di halaman istana, Lembu Sora dihadang pasukan Majapahit di bawah pimpinan Nambi. Lembu Sora dan pengikutnya dikeroyok pasukan Majapahit hingga tewas.
Pemberontakan Nambi terjadi ketika Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Jayanegara (1309-1328).
Baca juga: Pemberontakan Nambi, Gugurnya Patih Pertama Kerajaan Majapahit
Penyebab pemberontakan akibat fitnah perjabat licik Mahapati.
Mahapati yang mengincar jabatan patih mengadu domba antara Nambi dan Raja Jayanegara.
Nambi adalah salah satu sahabat Raden Wijaya. Bersama Ranggalawe, Kebo Anabrang, dan Lembu Sora, ia juga turut merintis pendirian Kerajaan Majapahit.
Nambi dinobatkan sebagai patih pertama Kerajaan Majapahit oleh Raden Wijaya, atas kesetiaan dan jasanya.
Mahapati berhasil menyingkirkan Ranggalawe, Kebo Anabrang, dan Lembu Sora, sekitar tahun 1295 hingga 1300. Ketiga, pemberontakan akibat fitnah Mahapati.
Untuk menyingkirkan Nambi, Mahapati menciptakan ketegangan antara raja dan patihnya.
Ia menyebarkan rumor bahwa Jayanegara tidak menyukai gagasan-gagasan Nambi.
Suatu hari, Nambi minta izin pulang kampung pada raja untuk menengok ayahnya yang tengah sakit keras. Belum tiba d rumah, ternyata ayah Nambi telah meninggal dunia.
Mahapati memanfaatkan kesempatan ini dengan mendatangi rumah Nambi dan menyampaikan kabar bahwa raja menyarankan agar memperpanjang masa istirahan Nambi.