JAMBI, KOMPAS.com - Keberadaan ratusan gajah di lansekap Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) mendapat dukungan dari Gubernur Jambi, Al Haris.
Pada peringatan Hari Gajah Sedunia, gubernur meresmikan Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) di Desa Muara Sekalo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Dengan adanya ruang konservasi gajah yang terintegrasi, dapat menekan konflik gajah dan manusia di kawasan itu.
Terakhir kasus konflik manusia dan gajah menimpa Sarmani (70), Kepala Dusun (Kadus) IV Medelang, Desa Muara Sekalo, Kabupaten Tebo, Jambi, meninggal diinjak gajah pada Jumat (31/12/2021), setelah dirawat di rumah sakit selama tiga hari.
Baca juga: Cerita Mega, Gajah Sumatera yang Lahirkan Anak di Penangkaran, Dirawat Secara Ekstra Selama Hamil
“Ini langkah nyata kami bagi perlindungan gajah yang mulai terancam punah, maka dari itu kami mendukung penuh langkah untuk kembali mempertahankan kondisi gajah kami,” kata Al Haris, pada Jumat (12/8/2022).
Ia menyebutkan, dalam mendukung hal ini, pihaknya telah membentuk Forum Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) yang telah disahkan melalui Surat Keputusan Gubernur Jambi pada tanggal 16 Februari 2022.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) melalui Kasubdit Pengawetan Spesies dan Genetik, Badiah dalam sambutannya menyampaikan PIKG berfungsi sebagai pemeliharaan satwa dan mitigasi konflik antara manusia dan gajah.
Selain itu sebagai pendidikan lingkungan dan konservasi alam bagi masyarakat, tempat penelitian dan perkembangbiakan spesies, pengembangan ekonomi masyarakat sekitar, serta menjadi pengelolaan pusat informasi tentang konservasi gajah.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.