Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan 2 Ekor Monyet dalam Kondisi Mengenaskan di Kompleks FPIK Unsoed, Relawan Turun Tangan

Kompas.com - 12/08/2022, 21:36 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Dua ekor monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis) ditemukan  dalam kondisi mengenaskan di kompleks Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah.

Sekelompok mahasiswa dan relawan yang tergabung dalam Sobat Primata Ngapak meminta pihak kampus untuk segera mengevakuasi ke tempat yang lebih layak.

"Kami harap pemindahan monyet bisa segera dilakukan, agar mereka tidak lagi diganggu orang-orang iseng yang melintas," kata salah satu relawan, Among Prakosa, melalui keterangan tertulis usai bertemu dengan pihak kampus, Jumat (12/8/2022).

Among menceritakan, sebelumnya pada bulan Mei 2022, tepatnya saat momen libur Idul Fitri, seorang relawan mengetahui keberadaan dua individu monyet yang ada di kompleks FPIK Unsoed.

Baca juga: Warga Cilegon Diduga Terjangkit Cacar Monyet, Dinkes Sebut Gejalanya Tak Spesifik

Menurut Among, kondisi dua individu monyet tersebut sangat mengenaskan, karena berada di kandang yang sempit dan kotor. Selain itu, kedua monyet itu dalam kondisi kelaparan dan kehausan.

Atas temuan itu, saksi mata mengunggahnya ke media sosial dengan tujuan mencari relawan untuk bersama-sama memantau kondisi dua individu monyet tersebut.

Sejak saat itu hingga beberapa hari setelahnya, kata Among, para relawan bergantian datang untuk memberi makan dan minum, serta membersihkan kandang.

Lebih lanjut Among mengatakan, di alam liar monyet ekor panjang sendiri berada dalam situasi kritis karena penurunan populasi.

Pada bulan Juli 2022 lalu, IUCN Red List menaikkan status konservasi monyet ekor panjang dari least concern (risiko rendah) menjadi endangered (terancam).

Menurut Among, praktik penangkapan dan perburuan monyet untuk diperdagangkan, alih fungsi lahan, pembangunan dan aktivitas ekonomi manusia adalah beberapa hal utama yang mengancam kehidupan monyet ekor panjang di alam.

Sementara itu, Dekan FPIK Unsoed, Dr Isdy Sulistyo saat menemui relawan mengatakan, akan memindahkan kedua monyet ke rumahnya. Namun saat ini masih menunggu proses pembangunan rumahnya selesai.

Diperkirakan tahun ini rumah sudah selesai dibangun dan kedua monyet bisa segera dipindah.

"Saya akan bikin kandangnya yang baru, bisa lebih besar dari ini," kata Isdy merujuk pada ukuran kandang yang dianjurkan dalam panduan kesejahteraan.

"Ya kira-kira tahun ini lah," ujar Isdy terkait rencana pemindahan dua ekor monyet itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com