“Untuk urusan ini, perlu beberapa stakeholder yang terlibat. Maka dari itu kami membentuk tam of team yang terdiri dari pemerintah provinsi, kabupaten, kota, juga Bank BJB. Tujuannya untuk memudahkan akselerasi,” ucap Kadisparbud.
“Yang dipikirkan kami adalah bagaimana caranya masyarakat di destinasi wisata tidak hanya sebagai penonton, tapi mereka juga menjadi pelaku industri pariwisata. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini bisa memberikan manfaat pada masyarakat di sana,” jelasnya.
Ia mengatakan, selain pesepeda yang bisa menikmati berbagai spot wisata alam dan hidden gem sepanjang jalur selatan Jabar, para pengantar atau keluarganya pun dapat ikut berwisata utamanya di titik-titik start dan finish.
Baca juga: Ridwan Kamil: Proyek Investasi Jabar Selatan Diperkirakan Rp 7,9 Triliun
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk mengekspos potensi-potensi di selatan Jabar. Salah satu caranya dengan menggairahkan sport tourism.
Ia mengatakan, kegiatan ini akan diikuti 100 peserta. Mereka akan menjelajahi track khas selatan Jabar yang memiliki banyak tanjakan.
"Kita ingin potensi-potensi di selatan Jabar ini diketahui lebih banyak masyarakat. Di mana selatan Jabar ini menjadi target percepatan pembangunan," katanya.
Untuk registrasi online dibuka pada 10-23 Agustus 2022 dengan biaya pendaftaran Rp 2,2 juta.
Peserta akan mendapatkan fasilitas penginapan dua malam di Ciletuh dan Rancabuaya, jersey, medali, bike number, timing chip, bike mechanic, transport, makan dan minum, race course, sampai dinner di Rancabuaya.
Kecepatan standar pesepeda dalam Cycling De Jabar ini sekitar 25 km per jam. Pada Etape I memiliki waktu onroad 6-7 jam.
Sedangkan pada Etape II memiliki waktu onroad 7-8 jam. Total rute yang dilalui dari Ciletuh sampai Paamprokan 320 km.