Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah PMK Belum Usai, Ketua Satgas KPBS: Produksi Susu Turun 15 Ton

Kompas.com - 11/08/2022, 16:49 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan ternak masih terus berlanjut.

Pemberian vaksin untuk mencegah hewan ternak tertular PMK juga masih digencarkan di sejumlah wilayah di Indonesia.

Ketua Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Jawa Barat, Asep Rahmat, mengungkapkan, per tanggal 2 Agustus 2022, sebanyak 2.847 ekor sapi di wilayah KPBS telah mendapatkan vaksin tahap 2. 

"Setelah vaksin banyak (sapi) yang sakit, yang kena (PMK). Akhirnya yang di-booster yang tidak bergejala lagi," ujar Asep saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/08/2022).

Baca juga: Pemerintah Siapkan Dana Ganti Rugi untuk Sapi yang Kena PMK, Ketua Satgas KPBS: Jangan Uang, Kasih Sapi Saja

"Sekarang yang masih sakit-sakit masih ada. Yang sudah divaksin muncul gejala ada nambah satu, tapi tidak sehebat yang awal-awal," tambahnya.

Data hewan ternak yang terdampak PMK di wilayah KPBS

Berdasarkan data yang dihimpun KPBS, per tanggal 4 Agustus 2022, jumlah sapi yang terdampak PMK di wilayah KPBS berjumlah 8.753 ekor.

Adapun wilayah dengan jumlah sapi yang paling banyak terdampak adalah Kampung Los Cimaung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, yakni sebanyak 1.290 ekor sapi.

Kemudian, jumlah sapi yang masih sakit adalah 181 ekor, jumlah sapi yang membaik sebanyak 7.219 ekor, jumlah sapi yang mati sebanyak 429 ekor, dan jumlah sapi yang dijual atau dipotong sebanyak 924 ekor.

Baca juga: Langgar Edaran dari Pemda Toraja Utara dan Tana Toraja, 19 Ekor Kerbau dari Jeneponto Dipulangkan Satgas PMK

Produksi susu KPBS menurun

Asep mengatakan, akibat PMK, KPBS tidak hanya kehilangan hewan ternak, tetapi juga mengalami penurunan produksi susu.

"Produksi susu kita secara total turun hampir 23 persen, dari 66 ton per hari, sekarang 51 ton per hari. Mudah-mudahan naik lagi," ungkapnya. 

"Awal-awal sampai 44 ton, titik paling rendah selama awal PMK," imbuh Asep.

Menurut data produksi susu di KPBS sebelum dan sesudah PMK, pada bulan Mei-Juni 2022, jumlah produksi susu masih mencapai 66,150 ton.

Sedangkan, sesudah PMK, yakni per 25 Juli 2022, jumlah produksi susu menurun sebanyak 15,590 ton sehingga totalnya menjadi 50,559 ton.

Baca juga: Sudah Tak Ada Kasus PMK di Buleleng, Pemerintah Masih Batasi Mobilitas Ternak

Harapan Ketua Satgas KPBS

Setelah wabah PMK berakhir, Asep berharap usaha para peternak dapat kembali normal.

Mengenai rencana pemberian ganti rugi oleh pemerintah, Asep mengatakan, lebih baik jika mesin produksi peternak sapi mendapat ganti karena sapi-sapi yang sudah membaik pun masih belum sepenuhnya pulih.

"Produktivitasnya tidak kembali, ada gangguan reproduksi, ada yang kurus, luka-luka di kiri-kanannya, akhirnya dijual juga," kata Asep.

"Harapan saya, sebagai pengurus koperasi, sebagai peternak juga, sapi-sapi yang kemarin habis itu kalau bisa diganti dengan sapi baru yang benar-benar sehat," ucapnya.

Sementara itu, Asep mengatakan, pihaknya masih mengamati kemampuan reproduksi sapi-sapi di KPBS.

Baca juga: Kasus PMK Melonjak, Pemkab Bima Bentuk Satgas

"Mungkin setelah tiga bulan dari kasus pertama, saya baru bisa bicara seperti apa ini reproduksinya, produktivitasnya," pungkas Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Regional
Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Regional
Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Regional
Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com