BENGKULU, KOMPAS.com- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjanjikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bakal naik ke harga Rp 2.000 per kilogram pada akhir Agustus 2022.
Namun, hingga kini petani kelapa sawit di Kabupaten Seluma, Bengkulu, hanya bisa menjual komoditas itu dengan harga Rp 1.2500 per kilogram.
"Harga pabrik Rp 1.250 per kilogram. Kalau harga tengkulak tentu kurang dari Rp 1.250 ada yang Rp 1.000," kata Jaurat Nainggolan, petani kelapa sawit di Seluma, saat dihubungi, Kamis (11/8/2022).
Baca juga: Harga Jual TBS Kelapa Sawit di Bangka Masih Rp 1.200 Per Kilogram
Pemerintah Provinsi Bengkulu sebenarnya sudah menetapkan harga TBS dari petani paling rendah adalah Rp 1.147,34 per kilogram dan tertinggi Rp 1.533, 48 per kilogram.
Ketetapan harga itu diambil berdasarkan kesepakatan antara perusahan pengolahan kelapa sawit dan perwakilan petani.
Selain karena ada ketetapan itu, ada beberapa faktor lain yang membuat harga TBS di Bengkulu belum bisa menyentuh harga sesuai harapan pemerintah pusat.
"Pertama soal penampungan CPO (crude palm oil/minyak kelapa sawit mentah) di sejumlah pabrik dan pelabuhan masih penuh termasuk persoalan kapal tangker yang terbatas. Kedua kebutuhan perusahaan pabrik CPO pada kandungan minyak yang tinggi dari TBS petani," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu, Bickman, saat dihubungi, Kamis (11/8/2022).
Baca juga: Dongkrak Harga TBS, 11 Pabrik Sawit Akan Dibangun, Gubernur Sumsel Keluarkan Pergub
Beberapa perusahaan disebutnya sudah menjual CPO, meski jumlahnya belum skala besar karena permintaan ekspor masih rendah.
Selain itu, Fungsional Muda Analis Hasil Pertanian DTPHP Bengkulu Yuhansahmeri menyebutkan, kebanyakan petani kelapa sawit tidak bermitra dengan perkebunan sehingga perawatannya tidak maksimal.
Hasilnya, banyak buah kelapa sawit yang kurang berkualitas.
"Ini menjadi pertimbangan pabrik CPO menerima TBS dengan harga murah," sebut Yuhansahmeri.