Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak ke Malaysia, 58 Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia, Bangladesh dan Myanmar Diamankan di Riau

Kompas.com - 10/08/2022, 17:08 WIB
Idon Tanjung,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebanyak 58 orang pekerja migran ilegal diamankan di Kota Dumai, Provinsi Riau. Mereka diamankan saat hendak berangkat ke negara Malaysia.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Riau Muhammad Jahari Sitepu mengatakan, 58 orang pekerja migran ini tidak hanya warga Indonesia saja, melainkan ada dari negara asing.

"Warga Indonesia ada 45 orang. Mereka ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kemudian, 12 orang warga asal Bangladesh, dan 1 orang asal negara Myanmar," kata Jahari dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

Baca juga: 6 Pengirim PMI Ilegal Melalui Pelabuhan Internasional Batam Ditangkap

Dia menyebutkan, para pekerja migran ini hendak berangkat ke Malaysia secara ilegal. Namun, berhasil dicegah oleh petugas kepolisian.

Awalnya, anggota Polsek Medang Kampai mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada sebuah pondok singgah di kawasan jalan lintas Dumai-Sei Pakning, yang disinggahi sejumlah orang, Selasa (9/8/2022).

Lalu, Kapolsek Medang Kampai AKP Edwi Sunardi bersama anggotanya menuju lokasi dan menemukan 58 orang calon pekerja migran ilegal.

"Mengetahui informasi terkait adanya migran ilegal, saya memerintahkan jajaran Keimigrasian di wilayah Dumai untuk memperketat penjagaan dan pemeriksaan terutama pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)," sebut Jahari.

Selanjutnya, puluhan pekerja migran ilegal itu dibawa ke Polsek Medang Kampai.

Dari hasil pemeriksaan petugas, mereka rencannya akan memasuki Malaysia pada malam hari dengan menggunakan speedboat.

"Namun, setelah sampai ke tempat penyebarangan tak resmi atau pelabuhan tikus, mereka tidak menemukan tekong atau sponsor yang akan memberangkatkan mereka," sebut Jahari.

Baca juga: Coba Menyeberang ke Malaysia lewat Pelabuhan Tikus, 10 Calon TKI Ilegal Ditangkap

Sementara itu, lanjut Jahari, 12 orang asal Bangladesh dan 1 orang asal Myanmar, sebelumnya mereka berangkat dari negaranya menuju Malaysia.

Namun, mereka ditolak sehingga pergi ke Jakarta. Dari Jakarta mereka menuju Kota Dumai, Riau, lewat jalur darat menggunakan bus.

"Sesampainya di Dumai, kemudian dikoordinir untuk diberangkatkan secara ilegal kembali ke Malaysia dengan menggunakan speedboat," kata Jahari.

Ia menyebutkan, saat ini 58 pekerja migran ilegal diamankan di Polres Dumai guna pengusutan lebih lanjut.

"Sebagai wilayah yang berada di perbatasan (dengan beberapa negara lain), kita harus lebih ekstra hati-hati. Sebab, sering dijadikan sasaran empuk sebagai jalur penjualan manusia (Human Trafficking), bahkan penyelundupan narkoba. Untuk itu, saya harap seluruh jajaran Keimigrasian untuk selalu memperkuat sinergitas dan kolaborasi dengan stakeholder terkait demi meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan," imbuh Jahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com