Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM di Kota Magelang Tetap 100 Persen meski Ada Kasus Kematian Bocah 7 Tahun akibat Covid-19

Kompas.com - 10/08/2022, 15:53 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyatakan pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayahnya tetap berjalan 100 persen.

Meskipun ada satu kasus kematian anak berusia 7 tahun akibat Covid-19 pada Minggu (7/8/2022) lalu.

Menurut Aziz, kebijakan pembatasan hanya akan diterapkan bila status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Kota Magelang naik dari level 1.

"Sejauh ini Kota Magelang masih menerapkan PPKM Level 1 sehingga PTM 100 persen tetap berjalan. Untuk satu kasus kematian anak usia 7 tahun karena Covid-19 itu sudah dilaporkan. Kita akan tunggu keputusan dari Pemerintah Pusat,” kata Aziz, ditemui usia memimpin apel Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih di Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/8/2022).

Baca juga: Positif Covid-19, Seorang Anak SD di Kota Magelang Meninggal Dunia

Dikatakan, anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu belum sempat masuk ke sekolah pada tahun ajaran baru ini. 

Aziz menjelaskan, kasus kematian anak di bawah 12 tahun ini menjadi yang pertama kali terjadi di Kota Magelang.

Sebelum dikonfirmasi positif Covid-19, anak asal Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah itu diketahui mengidap penyakit pneumonia dan dirawat di rumah sakit.

"Anak ini kena pneumonia, masuk ke rumah sakit, kemudian ada (terkonfirmasi) ada Covid-19 akhirnya tambah berat," imbuh Aziz. 

Aziz mengakui kelemahan Pemkot Magelang atas kasus ini yang lemah dalam pengawasan. Dikatakan, anak perempuan ini termasuk kurang mampu dari segi ekonomi tapi tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Bahkan, kedua orangtuanya telah bercerai dan tinggal bersama saudaranya.

”Saya menyadari ada kelemahan karena saya pun baru tahu kalau anak tersebut orangtuanya divorce (bercerai). Kita cek di lapangan, ternyata tidak ada yang peduli. Saya sayangkan betul kasus ini, kenapa tidak diketahui, dan tidak dibantu,” ungkap Aziz.

Baca juga: Pelajar SMP di Magelang Akui Bunuh Temannya Seorang Diri, Polisi Dalami Keterlibatan Orang lain

Pihaknya pun telah memerintahkan jajarannya untuk mengawal kasus ini, selanjutnya mendata anak-anak rentan yang mungkin orangtuanya bercerai dan selama ini tidak mendapatkan perhatian. Dia berharap kedepan tidak ada kasus serupa terjadi di Kota Magelang. 

Dia menyebutkan, hingga saat ini, kasus Covid-19 di Kota Magelang mulai menunjukkan tren penurunan. Selain nihil tambahan kasus baru, jumlah pasien yang dirawat pun tinggal satu orang.

”Yang lain sudah sembuh. Kemudian untuk 8 orang masih menjalani isolasi mandiri, dan pasien luar daerah ada satu orang,” ucapnya.

Fluktuasi kasus Covid-19 di Kota Magelang, membuat pihaknya urung melaksanakan karnaval pembangunan dalam rangka HUT Kemerdekaan ke-77 RI. Meskipun di beberapa daerah yang menerapkan PPKM Level 1, kegiatan seperti itu sudah bisa digelar lagi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang, dr Istikomah mengatakan, kasus kematian pada anak di bawah usia 12 tahun memang cukup langka. Yang terjadi pekan lalu, seorang anak perempuan meninggal dunia, setelah mendapat perawatan intensif di RSUD Tidar sejak Kamis, 28 Juli 2022.

Saat dirawat kondisi pasien asal Kelurahan Panjang, Magelang Tengah tersebut sangat lemah. Pasien mengalami sesak napas. Setelah dicek, saturasi oksigen juga tidak dalam kondisi normal hingga akhirnya meninggal dunia.

”Begitu kami mendapat informasi ada pasien Covid-19, kami langsung melakukan tracing, testing, dan treatment (3T). Semua anggota keluarga yang bersangkutan kita tes swab PCR dan hasilnya negatif,” ujarnya.

Menurut, uji petik test Covid-19 di sekolah-sekolah masih terus dilaksanakan, baik sebelum maupun setelah ada kasus kematian anak ini. Langkah ini adalah salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus ini di lingkungan sekolah. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Warga Desa Pulau Maringkik Lombok Timur Kesulitan Akses Air Bersih, Mandi Pakai Centong

Warga Desa Pulau Maringkik Lombok Timur Kesulitan Akses Air Bersih, Mandi Pakai Centong

Regional
Kemenag Selidiki Kebijakan Toilet Sekolah Berbayar di Pamekasan, Buntut Kasus Guru Dimutasi

Kemenag Selidiki Kebijakan Toilet Sekolah Berbayar di Pamekasan, Buntut Kasus Guru Dimutasi

Regional
Kabut Asap Akibat Karhutla Makin Pekat di Riau, Warga Mulai Khawatir

Kabut Asap Akibat Karhutla Makin Pekat di Riau, Warga Mulai Khawatir

Regional
Cerita Wahyudi Pejuang Literasi Wonogiri Sisihkan Gaji Sebagai Penjaga Pospol, Bangun Rumah Baca

Cerita Wahyudi Pejuang Literasi Wonogiri Sisihkan Gaji Sebagai Penjaga Pospol, Bangun Rumah Baca

Regional
Pria di Wonosobo Pura-pura Jadi Korban Begal, Padahal Uang Rp 7 Juta Milik Orangtuanya Habis untuk Judi Online

Pria di Wonosobo Pura-pura Jadi Korban Begal, Padahal Uang Rp 7 Juta Milik Orangtuanya Habis untuk Judi Online

Regional
Sambung Pipa Penyedot Pasir, Warga Ditarik Buaya Masuk ke Dalam Sungai di Kaltara

Sambung Pipa Penyedot Pasir, Warga Ditarik Buaya Masuk ke Dalam Sungai di Kaltara

Regional
 Anak Yatim Babak Belur Dianiaya Mantan Kepala Desa di Gorontalo

Anak Yatim Babak Belur Dianiaya Mantan Kepala Desa di Gorontalo

Regional
Cerita Kades Usia 25 Tahun di Klaten, Lawan 15 Calon dan Rela Lepas Beasiswa S2 di China

Cerita Kades Usia 25 Tahun di Klaten, Lawan 15 Calon dan Rela Lepas Beasiswa S2 di China

Regional
Air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Surut, Muncul Makam Kuno dan Kuburan Anggota PKI

Air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Surut, Muncul Makam Kuno dan Kuburan Anggota PKI

Regional
Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang, Pengemudi: Yang Ketabrak Lumayan Parah Deretan Belakang Saya

Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang, Pengemudi: Yang Ketabrak Lumayan Parah Deretan Belakang Saya

Regional
Pria di Banjar Tewas di Tangan Menantu Asal Amerika

Pria di Banjar Tewas di Tangan Menantu Asal Amerika

Regional
Lagi, Karhutla di Kaltim, 3 Hektare Lahan Dekat Rest Area Tol Balsam Hangus Terbakar

Lagi, Karhutla di Kaltim, 3 Hektare Lahan Dekat Rest Area Tol Balsam Hangus Terbakar

Regional
Usai Foto Pribadinya Tersebar di Medsos, Siswa SMA Ditemukan Gantung Diri, Rekam Aksinya di Ponsel

Usai Foto Pribadinya Tersebar di Medsos, Siswa SMA Ditemukan Gantung Diri, Rekam Aksinya di Ponsel

Regional
[POPULER NUSANTARA] 'Suamiku Tenyata Perempuan' | 4 Anggota KKB di Papua Dilumpuhkan

[POPULER NUSANTARA] "Suamiku Tenyata Perempuan" | 4 Anggota KKB di Papua Dilumpuhkan

Regional
Fakta Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang: 6 Kendaraan Terlibat Tabrakan

Fakta Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang: 6 Kendaraan Terlibat Tabrakan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com