KOMPAS.com - Randai adalah kesenian khas Minangkabau, yang berupa teater rakyat.
Kesenian tradisional randai menggabungkan seni lagu, tari, musik, drama, dan silat menjadi satu kesatuan.
Disebut sebagai kesenian khas Minangkabau, karena randai hanya terdapat di Minangkabau.
Di daerah lain tidak dikenal kesenian randai, jika ada kesenian yang serupa, nama dan seni pertunjukkannya akan berbeda.
Konon, kesenian ini berasal dari perguruan silat di Sumatera Barat.
Para pakar mengatakan bahwa randai memiliki unsur pokok, yaitu cerita, dialog dan akting, galombangan, dan gurindam.
Keempat unsur tersebut tidak boleh ditiadakan, sebab jika salah satu tidak ada maka tidak dapat dikatakan kesenian randai.
Randai merupakan kesenian untuk hiburan yang biasa dipertunjukkan saat pesta rakyat atau hari raya Idul Fitri.
Pada masa lalu, randai menjadi sarana komunikasi penting penduduk Minangkabau.
Randai berasal dari kata marandai atau malinka yang artinya membentuk lingkaran.
Baca juga: 6 Tari Tradisional Asal Minangkabau, Ada Tari dengan Gerakan Pencak Silat
Randai memiliki makna lain yang berasal dari kata randai, yaitu ber(h)andai yang artinya berkeinginan atau bertutur yang menggunakan kalimat-kalimat kiasan atau kata-kata samar.
Pada masa lalu pemeran teater randai semua laki-laki. Bila dalam cerita ada tokoh perempuan, maka peran tersebut dimainkan oleh laki-laki.
Pemeran tokoh wanita dipilih berdasarkan fisik. Karena, pemeran wanita harus terlihat cantik saat memerankan tokoh itu.
Sebagai catatan, laki-laki yang memerankan tokoh wanita bukan waria, saat dialog tidak merubah suaranya menjadi suara perempuan.
Tokoh perempuan umumnya hanya menjadi primadona dalam pertunjukan randai. Pada perkembangannya, randai dapat dimainkan oleh semua kalangan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.