Jejak-jejak aktivitas permukiman masa Sriwijaya di Palembang banyak ditemukan di daerah Seberang Ilir (tepi Sungai Musi bagian utara), meliputi daerah Talang Tuo, Karanganyar, Bukit Siguntang, Candi Angsoka, daerah sekitar Benteng Kuto Besak, Sabokingking dan Geding Suro serta di kawasan Pusri.
Penataan permukiman masa Sriwijaya itu dapat diamati antara lain sisa-sisa kanal kuno, dan pulau-pulau buatan yang berhubungan dengan Sungai Musi, sisa bangunan candi di Angsoka, situs-situs hunian dan pembuatan manik-manik di sekitar Bukit Siguntang dan Kambang Unglen dan situs-situs hunian di sekitar Sabokingking dan Gedingsuro.
Penataan permukiman Kota Palembang pada masa pasca Sriwijaya tidak berbeda jauh dengan penataan permukiman pada masa Sriwijaya.
Bangunan-bangunan untuk bermukim terdapat di sepanjang tepi Sungai Musi dan daerah lahan basah (wetland) lainnya, antara lain dataran banjir (floodplain), rawa belakang (backswamp) dan rawa gambut (peatswamp).
Dataran kering biasanya digunakan untuk bangunan-bangunan yang berkaitan dengan religi (masjid, makam) dan bangunan publik lainnya.
Kota Palembang pada masa Kerajaan Palembang dan Kesultanan Palembang mengembangkan morfologi permukiman masa Sriwijaya yaitu mengelompok di tepi Sungai Musi dan dataran kering di daerah Seberang Ilir.
Pada masa sekarang tepatnya sekitar tahun 2000an, daerah Seberang Ulu mulai intensif dikembangkan, khususnya untuk kawasan perkantoran dan kawasan olah raga di Jaka Baring.
Sumber:
tribunnewswiki.com
palembangkota.bps.go.id
perkotaan.bpiw.pu.go.id
palembang.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.