Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Meninggal Usai Diajak Naik Motor dari Tegal ke Surabaya Demi Nonton Bola, KPAI Sebut Ada Dugaan Kelalaian Orangtua

Kompas.com - 09/08/2022, 19:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kejadian meninggalnya bayi berusia enam bulan dalam perjalanan motor Tegal-Surabaya bersama orangtuanya, menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) perlu ditangani kepolisian karena ada dugaan kelalaian pengasuhan yang mengancam nyawa anak.

Komisioner KPAI mengatakan hal itu perlu agar peristiwa serupa tidak berulang.

Pakar hukum pidana, Agustinus Pohan, menilai jika bisa dibuktikan adanya korelasi antara kematian dengan tindakan orang tua si anak, maka bisa diseret ke ranah pidana.

Namun dalam kasus ini, dia mengatakan perlu dipertimbangkan aspek kemanusiaan karena pelaku mengalami penderitaan luar biasa atas kehilangan anaknya.

Baca juga: 5 Tips Aman dan Nyaman Mengajak Bayi Bepergian

Meninggalnya bayi karena orang tua "naik motor" demi bola ini, menuai banyak kecaman warganet.

Pasangan FJ (38) dan RA (37) mengakui "keteledorannya" sebagai orang tua yang nekat mengajak anaknya yang masih berusia enam bulan untuk menonton pertandingan Persebaya melawan Persita di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, pada Minggu kemarin.

Dalam cuitan di Twitter, FJ mengatakan terpaksa naik motor dari Tegal ke Surabaya karena dianggap lebih hemat ketimbang mobil.

Maka pada Sabtu pagi itu, ia bersama istri dan anaknya memutuskan naik sepeda motor. Selama perjalanan, mereka mengaku sudah berhenti sebanyak tiga kali di Kota Pekalongan, Kudus, dan Tuban.

Tapi pada Minggu pagi atau setelah hampir 12 jam perjalanan, kondisi sang anak mulai menurun. Mulai dari tidak mau minum susu hingga batuk disertai dahak.

Baca juga: Bayi 4 Bulan di Palopo Ini Ikut Wisuda Gantikan Ibunya yang Meninggal Dunia

"Anak saya batuk-batuk semacam ada dahak, napas agak sesak. Karena batuk terus, saya kasih Vicks di bagian dada dan punggungnya. Hingga pukul 08.30 WIB sampai pukul 09.00 WIB, kok masih batuk terus, nangis terus, rewel terus kayak kelelahan. Akhirnya saya bawa ke rumah sakit," ujarnya.

Ia dan istri membawa anaknya ke RS Marinis di Gunungsari, kemudian dirujuk ke RSAL Surabaya.

Tapi karena kondisi bayi enam bulan itu sudah terlalu lemah sehingga tak tertolong meskipun telah diberikan alat bantu pernapasan.

"Setelah dibantu pakai alat pernapasan, napasnya ada lagi. Kemudian dari hasil analisis dokter mengatakan ada cairan di paru-paru. Sekitar pukul 15.10 WIB saya dipanggil, katanya jantung anak saya sudah nggak berdetak. Terus dibantu lagi dengan alat agar jantungnya berdetak," kata FJ.

Baca juga: Sosok Diduga Bayi yang Dibuang Remaja 18 Tahun di Parepare Ditemukan di Tempat Sampah

Kejadian meninggalnya sang anak, diakui adalah kesalahannya.

"Akhirnya saya belajar apa maksa 'Persebaya sak tekone Izrail' (mendukung total Persebaya sampai malaikat Izroil, sang pencabut nyawa datang menjemput ajal) berkat ketololan yang terbungkus ego dan kesombongan saya," tulis FJ.

Dia pun meminta orang lain untuk tidak melalukan tindakan yang sama sepertinya. "Cukup saya yang tolol. Saya bukan bonek yang baik tolong jangan ditiru."

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Regional
PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

Regional
2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

Regional
131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

Regional
Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Regional
Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com