Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUD Tasikmalaya Terancam Bangkrut, Tak Mampu Beli Obat hingga Tata Kelola Kacau

Kompas.com - 09/08/2022, 12:15 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah dr Soekardjo Tasikmalaya terancam bangkrut karena mengalami defisit anggaran. Saat ini, pihak rumah sakit mengalami kesulitan keuangan hingga tidak bisa membeli obat untuk pasien.

Ada dua penyebab defisit anggaran yang dialami rumah sakit rujukan milik pemerintah itu. Pertama dua utang pemerintah daerah (Pemkot dan Pemkab Tasikmalaya) dengan total Rp 20 miliar belum dibayar.

"Utang Pemkot Tasikmalaya Rp 15 miliar dan Pemkab Tasikmalaya Rp 5 miliar," kata Ketua Dewan Pengawas RSUD Tasikmalaya Undang Sudrajat kepada Kompas.com via sambungan WhatsApp, Senin (8/8/2022).

Utang tersebut adalah bekas pembiayaan pengobatan pasien dari kalangan masyarakat miskin dengan menggunakan jaminan sosial.

Baca juga: 2 Pemda Mengutang Rp 20 Miliar, RSUD Tasikmalaya Terancam Bangkrut

Akibat belum dibayarnya utang tersebut, kata Undang, pihak rumah sakit kelabakan untuk membeli obat. Undang menyebutkan bahwa biaya pembelian obat di RSUD Tasikmalaya adalah Rp 2 miliar per bulan.

"Kondisi keuangan RSUD dr Soekardjo (RSUD Tasikmalaya) benar-benar berat, karena tak ada pembayaran piutang jaminan layanan sosial kesehatan dari Pemkot dan Pemkab Tasikmalaya," kata Undang.

Untuk menyelamatkan RSUD Tasikmalaya, Undang meminta Pemkot dan Pemkab Tasikmalaya untuk membayar utang ke RSUD.

"Cara untuk menyelamatkan kondisi ini ada kemauan politik dari pemkot dan pemkab Tasikmalaya membayar utang ke RSUD. Dikhawatirkan pihak perusahaan obat menyetop pengiriman obat. Padahal obat sangat penting dalam pengobatan pasien," keluh Undang yang mewakili manajemen RSUD Tasikmalaya.

Tata kelola kacau

Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede MuharamDok Pribadi Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya yang merupakan mitra kerja RSUD, Dede Muharam mengakui bahwa Pemkot Tasikmalaya memiliki utang Rp 15 miliar ke rumah sakit.

Menurut Dede, besaran uang tersebut tidak menjadi masalah dan pihaknya terus mendorong agar eksekutif segera melunasinya.

Namun Dede menyoroti masalah manajemen rumah sakit yang dinilainya kacau.

Dede mengatakan, Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya tidak menerapkan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Sistem tersebut berguna untuk mengontrol cash flow keuangan rumah sakit agar tertib dan menghindari kebocoran.

Sementara di sisi lain, pihak rumah sakit menggelontorkan dana Rp 159 juta per bulan atau Rp 1,9 miliar untuk membiayai SIMRS. Namun pada kenyataannya, sistem digitalisasi tersebut tidak dijalankan. Artinya pihak rumah sakit merugi Rp 9,5 miliar lebih.

Akibat SIMRS yang tidak terpakai, pendapatan asli daerah (PAD) dari rumah sakit pun minim. Dede menyebutkan bahwa RSUD Tasikmalaya memiliki 500 unit tempat tidur. Namun PAD yang didapatkan hanya Rp 100 miliar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com