TEGAL, KOMPAS.com - Sedikitnya 33 siswa dari tiga sekolah dasar (SD) yang lokasinya bersebelahan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mengalami keracunan massal, Senin (8/8/2022).
Tujuh siswa bahkan harus dirawat di rumah sakit karena mengalami mual, muntah, hingga pusing setelah mengonsumsi jajanan makaroni telur (maklor) yang dijual di depan sekolah saat jam istirahat.
Baca juga: Diduga Keracunan Tempe Bacem, Kakak Beradik di Demak Meninggal
Kepala SDN Slawi Wetan 01, Murtini mengungkapkan, keracunan juga dialami siswa SDN 02, dan SDN 03 Slawi Wetan, Kecamatan Slawi. Siswa yang diduga keracunan merupakan siswa kelas 3 dan 4.
"Saat jam istirahat pukul 09.00 WIB, anak-anak jajan maklor. Beberapa menit setelahnya, satu anak muntah-muntah, disusul anak-anak lain," kata Murtini kepada wartawan, Senin (8/8/2022).
Pihaknya seketika langsung melaporkan ke pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan.
"Dari puskemas langsung ke sini, disusul Dinas Kesehatan," kata Murtini.
Siswanya kemudian langsung mendapat penanganan dari petugas medis.
"Setelah ditangani, ada tiga siswa yang dirujuk ke IGD Rumah Sakit dr Soeselo karena kondisinya lemas," ujar Murtini.
Murtini mengungkapkan peristiwa seperti itu baru pertama kali terjadi. Penjual maklor yang diduga menjadi penyebab keracunan sudah lama berjualan di lingkungan sekolah.
"Penjualnya sudah tahunan jualan di sini (sekolah). Waktu hari Jumat (5/8/2022), saya juga sempat beli, tidak apa-apa. Tapi memang dari muntahan anak-anak ada maklornya," pungkas Murtini.
Baca juga: Korban Keracunan Massal Usai Santap Sate di Jambi Bertambah Jadi 125 Orang, Mulai Diusut Polisi
Petugas Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Siti Putri Nur Khaolifah menyebut total ada 33 siswa yang diduga keracunan dengan mengalami mual muntah dan pusing.
"Dari tiga sekolah masing-masing ada 11 siswa yang alami gejala keracunan. Kalau yang masih dirawat ada tujuh anak. Tiga di rumah sakit, empat di PSC Dinkes. Sisanya sudah membaik dan pulang ke rumah," kata Siti.
Siti mengungkapkan, sampel maklor sudah diambil dan akan diperiksa di laboratorium di Semarang untuk memastikan penyebab dugaan keracunan.
"Yang dijadikan sampel untuk diperiksa sisa makaroni kering, basah, minyak goreng, dan bahan lain-lainnya," kata Siti.
Diketahui kasus tersebut saat ini juga masih didalami pihak kepolisian dari Polres Tegal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.