Mega, sang induk yang sedang berbahagia itu sendiri baru bisa hamil setelah enam tahun menghuni LK Lembah Hijau.
Lantaran sulitnya reproduksi gajah ini, kehamilan Mega diperhatikan sangat seksama oleh mahot.
Suparman mengatakan, perawatan selama kehamilan diantaranya menambah asupan makanan, suplemen vitamin dan sayur serta buah.
"Setiap hari dibawa jalan, sama seperti manusia, agar kelahirannya lancar, bisa mencapai 20 kilometer per hari," kata Suparman.
Baca juga: Gajah Sumatera Mati Setelah 3 Hari Dipasang Kalung GPS
Sementara itu, Koordinator Elephant Rescue Unit (ERU) Way Kambas Nazaruddin membenarkan angka kelahiran gajah ini sangat sedikit.
Bahkan berbanding terbalik dengan angka kematian akibat perburuan maupun kematian normal di alam liar.
"Rasio kelahirannya sangat sedikit sekali, satu induk bisa memerlukan waktu bertahun-tahun untuk hamil," kata Nazaruddin.
Kesulitan ini sudah dimulai dari mau tidaknya betina dibuahi oleh pejantan.
"Proses untuk kawinnya ini yang sebenarnya sulit, terutama betina," kata Nazaruddin.
Sehingga, kelahiran bayi gajah di luar habitat ini perlu diapresiasi.
Baca juga: Seekor Bayi Gajah Lahir di PLG Padang Sugihan Sumsel
Sementara itu, Komisaris Utama Taman Wisata Lembah Hijau Irwan Nasution mengatakan, kelahiran bayi gajah jantan ini adalah kado untuk dunia dari Lampung.
"Ini kado Hari Gajah Sedunia yang jatuh pada 12 Agustus dari Lampung untuk dunia," kata Irwan.
Menurut Irwan, bayi hasil perkawinan antara Mega dengan Haris (jantan, 30 tahun) ini bukti konservasi bisa dilakukan di luar habitat dengan penanganan yang tepat.
"Kami bersyukur bisa mengembakbiakkan gajah di sini," kata Irwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.