Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Otorita Labuan Bajo Berdialog dengan Pelaku Wisata Terkait Kenaikan Tiket Pulau Komodo

Kompas.com - 08/08/2022, 14:59 WIB
Nansianus Taris,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berdialog dengan pelaku pariwisata terkait pembatasan jumlah wisatawan serta kenaikan tarif baru paket wisata Taman Nasional Komodo (TNK).

Dalam dialog tersebut hadir perwakilan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni Kepala Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur (D3), Vinsensius Jemadu, melalui Zoom.

Vinsensius mengungkapkan bahwa dialog itu bukan untuk mengubah segala bentuk kebijakan, karena wewenangnya bukan pada Kemenparekraf. Dialog itu untuk mendengar aspirasi pelaku pariwisata selaku garda terdepan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca juga: Menyoal Penundaan Kenaikan Tarif Masuk TN Komodo Rp 3,7 Juta, Disebut Berdasarkan Arahan Presiden, Diterapkan Januari 2023

Vinsen juga menyampaikan apresiasi terhadap kecintaan para pelaku pariwisata kepada Labuan Bajo, sekaligus meminta maaf atas insiden yang tidak bisa dikendalikan beberapa waktu lalu.

"Kami dari Kemenparekraf menyampaikan apresiasi karena ini adalah ekspresi dari teman-teman, wujud kecintaan pada Labuan Bajo, komodo, dan juga menunjukkan rasa memiliki luar biasa. Ini sangat kami apresiasi dan kami hargai. Kami dari Kemenparekraf juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas insiden yang tidak bisa kita kendalikan dan kontrol," ujar Vinsensius dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (8/8/2022) siang.

Baca juga: Pemprov NTT Tunda Kenaikan Tarif Masuk Pulau Komodo

Sementara itu, Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina menyampaikan, diskusi itu akan menjadi kanal untuk mengumpulkan informasi dan aspirasi pelaku pariwisata di Labuan Bajo supaya dapat mengurai benang kusut yang belum mendapat jalan keluar.

"Ini akan menjadi kanal untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Kami percaya dengan dialog ini pasti akan dapat titik temunya. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan tanpa diskusi dan saling memahami," jelasnya.

BPOLBF, kata Shana, berkomitmen untuk terus berdiskusi untuk mendapatkan titik temu, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Ekosistem juga tetap terjaga demi pariwisata Labuan Bajo yang berkualitas dan berkelanjutan serta aman dan nyaman untuk dikunjungi.

"Ini bukan menjadi pertemuan pertama dan terkahir, tetapi akan kita lakukan terus sampai Desember 2022. Ini kanal pertama yang kita buka nanti seterusnya akan terus kita buat dan laporkan ke pusat," ujar Shana.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menunda pemberlakuan kebijakan kenaikan tiket Pulau Komodo sebesar Rp 3,75 juta.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tiga Bocah SD di Purworejo Tenggelam di Sungai, Satu Ditemukan Tewas, Dua Lainnya Hilang

Tiga Bocah SD di Purworejo Tenggelam di Sungai, Satu Ditemukan Tewas, Dua Lainnya Hilang

Regional
Berdamai, Orangtua Santri Korban Penganiayaan Senior di Ponpes Jambi Cabut Laporan

Berdamai, Orangtua Santri Korban Penganiayaan Senior di Ponpes Jambi Cabut Laporan

Regional
 Viral, Video Bantuan Bingkisan Besar Ditukar dengan yang Kecil Usai Difoto

Viral, Video Bantuan Bingkisan Besar Ditukar dengan yang Kecil Usai Difoto

Regional
Tak Terima Diputus Kekasih, Pemuda di Tarakan Sebarkan Sejumlah Foto dan Video Tak Pantas Kekasihnya di Grup Medsos

Tak Terima Diputus Kekasih, Pemuda di Tarakan Sebarkan Sejumlah Foto dan Video Tak Pantas Kekasihnya di Grup Medsos

Regional
Wisata Hutan Payau di Cilacap: Daya Tarik, Aktivitas, dan Harga Tiket

Wisata Hutan Payau di Cilacap: Daya Tarik, Aktivitas, dan Harga Tiket

Regional
Diduga Jadi Korban Hipnotis, Ibu Pedagang Pasar di Lombok Kehilangan Harta Rp 90 Juta

Diduga Jadi Korban Hipnotis, Ibu Pedagang Pasar di Lombok Kehilangan Harta Rp 90 Juta

Regional
Tim Kampanye Prabowo Gibran di NTT Bantu Makanan Bergizi untuk Anak SD di Selatan Indonesia

Tim Kampanye Prabowo Gibran di NTT Bantu Makanan Bergizi untuk Anak SD di Selatan Indonesia

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Barat

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Barat

Regional
'Dirujak' Warganet Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah, Wali Kota Semarang Minta Maaf

"Dirujak" Warganet Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah, Wali Kota Semarang Minta Maaf

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kepulauan Riau

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kepulauan Riau

Regional
Jembatan di Bima Putus Diterjang Banjir, Warga Dua Dusun Terisolir

Jembatan di Bima Putus Diterjang Banjir, Warga Dua Dusun Terisolir

Regional
Viral, Aksi Maling Motor di Balai Kota Semarang Terekam CCTV

Viral, Aksi Maling Motor di Balai Kota Semarang Terekam CCTV

Regional
3 Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi Berhasil Dievakuasi, 2 Orang Teridentifikasi

3 Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi Berhasil Dievakuasi, 2 Orang Teridentifikasi

Regional
Kala Warga Labuan Bajo Rela Kehujanan demi Menonton Presiden Jokowi Bermain Bola

Kala Warga Labuan Bajo Rela Kehujanan demi Menonton Presiden Jokowi Bermain Bola

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Timur

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Timur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com