LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Festival Golo Koe Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, resmi dimulai pada Senin (8/8/2022).
Sebelum memulai festival tersebut, panitia pelaksana terlebih dahulu melakukan ritual Teing Hang di Kantor Bupati Manggarai Barat, Minggu (7/8/22) sore.
Teing Hang merupakan ritual adat Manggarai untuk memberi makan serta meminta restu leluhur agar kegiatan yang diselenggarakan berjalan aman, lancar, dan tanpa gangguan.
Ketua Umum Festival Golo Koe, Yulianus Weng mengatakan, kegiatan itu melibatkan umat Katolik Manggarai Raya yang masih memegang adat istiadat Manggarai.
Sehingga, ritual Teing Hang sangat penting dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
"Kita ini kan tidak boleh melupakan budaya. Adat istiadat itu kita harus junjung tinggi. Walau di sini ada keuskupan, tetapi secara adat kita sebelum melakukan kegiatan besar, istilahnya kita mesti permisi kepada para leluhur, kepada orang berjasa yang telah mendahului kita," jelas Wakil Bupati Manggarai Barat itu, kepada awak media, Senin.
Baca juga: Pemprov NTT Tunda Kenaikan Tarif Masuk Pulau Komodo
Ia menerangkan, dalam ritual itu juga pihaknya meminta restu dari para leluhur agar warga dari Manggarai Raya dijauhkan dari segala bahaya.
"Kita berharap bahwa festival ini terselenggara dengan baik, aman, lancar dan sukses sesuai yang direncanakan juga. Semua yang ikut juga dalam keadaan sehat. Datang sehat, pulang juga sehat," katanya.
Baca juga: Kisruh Kenaikan Harga Tiket di Labuan Bajo, Sandiaga Bentuk Tim untuk Dengar Aspirasi