Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Tak Punya Wisata Alam, Kabupaten OKI Percaya Diri Unggulkan Wisata Budaya

Kompas.com - 08/08/2022, 13:06 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

OGAN KOMERING ILIR, KOMPAS.com – Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Alesander mengatakan, wisata budaya adalah keunggulan utama dalam sektor pariwisata di wilayahnya.

“Kami memang tidak punya gunung atau pantai berpasir putih. Jadi kami tidak berani menggemborkan tentang wisata alam di OKI. Akan tetapi ada hal bagus yang kami unggulkan, yaitu wisata budayanya,” ujarnya saat wawancara dengan Kompas.com, di Gedung Kominfo OKI di komplek Kantor Bupati OKI, OKI, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (2/8/2022).

Wisata budaya di OKI itu, lanjut Alesander, seperti tradisi Midang. Tradisi ini berupa perkenalan pasangan calon pengantin kepada masyarakat dengan melakukan pawai.

Peserta pawainya sendiri adalah calon mempelai beserta para pemuda dan pemudi dari kedua keluarga yang akan menjalin kekeluargaan.

“Ada lagi wisata agribisnis dan akan kami kembangkan ke depannya. Sebab, lahan di OKI masih murah dan luas. Apalagi wilayah kami masuk dalam aglomerasi, sekitar 20 menit dari Kota Palembang,” tutur Alesander.

Baca juga: Modernisasi Pertanian, Platform Ini Dukung Rantai Pasok Agribisnis

Selain wisata budaya, ia menjelaskan bahwa OKI memiliki produk kuliner unggulan berupa kerupuk kemplang dan gulo puan.

Kemplang diketahui merupakan salah satu jenis kerupuk khas Bangka yang terbuat dari daging ikan. Kerupuk ini memiliki tekstur renyah dengan rasa gurih dan sedikit manis.

“Kalau gulo puan itu artinya ada sendiri. Gulo itu gula dan puan itu susu. Produk ini sudah sangat dikenal secara nasional dan biasa banyak di jual di Kecamatan Pampangan,” jelas Alesander.

Tak hanya kuliner, kata dia, OKI juga memiliki kerajinan tangan khas, seperti tikar purun dan gerabah dari tanah liat.

Tikar purun dibuat dari tanaman sejenis rumput teki-tekian yang memiliki batang lurus berongga dan tidak berdaun.

Baca juga: Pulau Seliu, Tempat Danau Penghasil Sedotan Purun yang Mendunia

“Kami sebagai pemerintah daerah (pemda) berupaya mengangkat potensi usaha usaha kecil agar masuk ke tempat lebih luas, seperti minimarket guna memberdayakan perekonomian rakyat,” imbuh Alesander.

Fokus Pemkab OKI

Selain pariwisata berbasis budaya, Pemkab OKI juga fokus pada pembangunan daerah.

“Beliau (Bupati OKI Iskandar), punya jargon membangun dari desa untuk desa. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Pak Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi), yaitu membangun dari wilayah terluar dan perbatasan,” ucap Alesander.

Dari jargon tersebut, lanjut Alesander, orang nomor satu di OKI ingin fokus terhadap pembangunan infrastruktur dasar perdesaan.

Bupati OKI Iskandar, kata dia, tidak ingin membangun proyek-proyek yang mercusuar atau gedung-gedung besar seperti halnya di Pulau Jawa. Sebab, kondisi wilayah OKI juga memiliki perbedaan jauh.

Baca juga: Kondisi Geografis Pulau Jawa Berdasarkan Peta: Letak, Luas, dan Keadaan Alam

“Kalau ditanya wilayah OKI masih banyak jalan berlubang, ya memang benar. Sebab, kami punya wilayah sangat luas dan panjang sehingga butuh waktu lama untuk memperbaiki dengan dana terbatas,” ujar Alesander.

Selain fokus pada pembangunan sarana dan prasarana desa, lanjut dia, Pemkab OKI juga berupaya meyakinkan pemerintah pusat dan provinsi agar mempercayakan pembangunan besar seperti program air minum bersih di wilayahnya.

Dari pembangunan infrastruktur yang sudah berjalan, Alesander menyatakan bahwa pihaknya juga secara kontinu mengevaluasi berbagai program yang menjadi proyek prioritas.

“Saya sebagai orang asli OKI memang sempat bersekolah di luar daerah ini, tetapi kembali lagi karena merasa terpanggil. Saya bersama Pemkab OKI punya tanggung jawab dan keinginan untuk membangun dan membuat masyarakat lebih aman dan nyaman berada di sini,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com