Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Punah, Kesenian Zaman Kolonial Cing Po Ling Khas Purworejo Tersisa 2 Grup

Kompas.com - 07/08/2022, 17:38 WIB
Bayu Apriliano,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com- Di tengah kemajuan zaman, seharusnya kesenian juga ikut berkembang karena didukung dengan teknologi. Namun berbeda dengan kesenian Zaman Kolonial Cing Po Ling yang saat ini hampir punah.

Saat ini, kesenian khas Purworejo ini tinggal tersisa 2 grup saja, yakni Grup Ponco Manunggal Jati di Desa Jatirejo Kaligesing dan Grup Tunggul Wulung di Desa Kesawen Kecamatan Pituruh.

Kesenian Cing Po Ling merupakan kesenian tradisional yang diyakini warga sudah ada sejak abad ke-18. Nama Cing Po Ling diambil dari gabungan tiga nama pengawal setia Ki Demang Kesawen salah satu pejabat tinggi di Purworejo pada masanya, yaitu Cing dari nama Krincing, Po dari nama Dipo dan Ling dari nama Keling.

Baca juga: Jaran Kencak hingga Topeng Kaliwungu, Kesenian Tradisional Lumajang di Penutupan Porprov Jatim VII

Ketua Grup Cing Po Ling Ponco Manunggal Jati Jatirejo Kecamatan Kaligesing, Tukiyat (54) mengemukakan, seniman di desanya masih konsisten menjaga akar tradisi yang sudah ada selama bertahun-tahun.

“Sekarang ini kita sudah generasi kelima,” ujarnya pada Minggu (7/8/2022).

Menurutnya, Cing Po Ling di Jatirejo pernah hampir punah pada tahun 1990-an. Bahkan, saat itu penarinya hanya tersisa enam orang.

Padahal, kesenian Cing Po Ling diyakini sudah ada di desanya sejak 1931, tetapi perkembangannya menyusut seiring bertambahnya tahun.

"Namun, kami bisa bertahan dan berkembang karena Cing Po Ling ternyata masih dibutuhkan untuk acara adat, seperti Jolenan, juga dimainkan ketika perayaan hari nasional," ujarnya.

Saat ini, Grup Ponco Manunggal Jati memiliki 22 penari laki-laki dan perempuan, dengan rentang usia 19-60 tahun.

"Kami latihan rutin dan masih ada generasi muda yang mau belajar menarikannya. Adanya even seperti ini sangat memotivasi kami. Meskipun hanya ditampilkan lewat Youtube, teman-teman sudah sangat senang," tandasnya.

Untuk melestarikan grup kesenian Cing Po Ling dari Purworejo tersebut, Pemkab Purworejo beberapa waktu yang lalu juga berkolaborasi dengan Dindikbud Jawa Tengah.

Hasilnya Sebanyak 4 grup kesenian tampil dalam Pertunjukan Kesenian Rakyat Jawa Tengah di Gedung Kesenian WR Soepratman Purworejo, Jumat (22/7/2022).

 

Pemkab memilih Cingpoling sebagai salah satu seni tradisi yang diangkat dalam gelaran Pertunjukan Kesenian Rakyat Jawa Tengah. Pasalnya, Cing Po Ling termasuk tradisi asli Purworejo yang keberadaannya mendesak untuk dilestarikan. Kesenian rakyat itu dinilai nyaris punah dan hanya tersisa dua grup di Kabupaten Purworejo, KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO Pemkab memilih Cingpoling sebagai salah satu seni tradisi yang diangkat dalam gelaran Pertunjukan Kesenian Rakyat Jawa Tengah. Pasalnya, Cing Po Ling termasuk tradisi asli Purworejo yang keberadaannya mendesak untuk dilestarikan. Kesenian rakyat itu dinilai nyaris punah dan hanya tersisa dua grup di Kabupaten Purworejo,

Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih, menyebut kolaborasi Dindikbud Jateng dengan Dindikbud Kabupaten Purworejo kali ini merupakan hasil dari komunikasi sebelumnya melalui proses pengusulan.

"Komunikasi itu menghasilkan peluang yang kemudian kami tangkap untuk tujuan mendukung pengembangan seni di Purworejo," sebutnya.

Pemkab memilih Cingpoling sebagai salah satu seni tradisi yang diangkat dalam gelaran tersebut. Pasalnya, Cing Po Ling termasuk tradisi asli Purworejo yang keberadaannya mendesak untuk dilestarikan.

Kesenian rakyat itu dinilai nyaris punah dan hanya tersisa dua grup di Kabupaten Purworejo,

Terlebih, Cing Po Ling sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Maka kami hadirkan Cing Po Ling asal Desa Jatirejo untuk bisa tampil. Harapannya menjadi pengetahuan bagi masyarakat bahwa seni itu masih ada, sekaligus menyemangati grup seni agar terus termotivasi untuk menjaga budayanya," ungkapnya.

Selain Cin Po Ling, Dindikbud juga menampilkan 3 grup kesenian lainnya.

Baca juga: Tito: UU Provinsi Bali untuk Melindungi Kebudayaan dan Kesenian di Pulau Dewata

Masing-masing yakni grup seni Jaran Kepang Turonggo Seto Mudo Kelurahan Keseneng Purworejo dengan penari anak-anak, Karawitan Laras Siwi juga dengan pengrawit anak-anak SDN Kroyo Lor, serta grup musik Parungyan Jesben Desa Pandanrejo yang tampil dengan lagu anak-anak dan tembang populer zaman dulu.

"Biar anak-anak di Jawa Tengah khususnya tahu semua apa itu Cing Po Ling. Selain itu, kami ingin pada masa pandemi ini, seniman bangkit kembali," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Regional
Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com