Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih, menyebut kolaborasi Dindikbud Jateng dengan Dindikbud Kabupaten Purworejo kali ini merupakan hasil dari komunikasi sebelumnya melalui proses pengusulan.
"Komunikasi itu menghasilkan peluang yang kemudian kami tangkap untuk tujuan mendukung pengembangan seni di Purworejo," sebutnya.
Pemkab memilih Cingpoling sebagai salah satu seni tradisi yang diangkat dalam gelaran tersebut. Pasalnya, Cing Po Ling termasuk tradisi asli Purworejo yang keberadaannya mendesak untuk dilestarikan.
Kesenian rakyat itu dinilai nyaris punah dan hanya tersisa dua grup di Kabupaten Purworejo,
Terlebih, Cing Po Ling sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Maka kami hadirkan Cing Po Ling asal Desa Jatirejo untuk bisa tampil. Harapannya menjadi pengetahuan bagi masyarakat bahwa seni itu masih ada, sekaligus menyemangati grup seni agar terus termotivasi untuk menjaga budayanya," ungkapnya.
Selain Cin Po Ling, Dindikbud juga menampilkan 3 grup kesenian lainnya.
Baca juga: Tito: UU Provinsi Bali untuk Melindungi Kebudayaan dan Kesenian di Pulau Dewata
Masing-masing yakni grup seni Jaran Kepang Turonggo Seto Mudo Kelurahan Keseneng Purworejo dengan penari anak-anak, Karawitan Laras Siwi juga dengan pengrawit anak-anak SDN Kroyo Lor, serta grup musik Parungyan Jesben Desa Pandanrejo yang tampil dengan lagu anak-anak dan tembang populer zaman dulu.
"Biar anak-anak di Jawa Tengah khususnya tahu semua apa itu Cing Po Ling. Selain itu, kami ingin pada masa pandemi ini, seniman bangkit kembali," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.