Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Gerakan Anak Muda Perkuat Keberagaman dan Perdamaian

Kompas.com - 07/08/2022, 15:44 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Konflik sosial yang terjadi di Bandung dan daerah lain di Indonesia seperti penutupan rumah ibadah, pelarangan kegiatan beragama, serta tindak diskriminasi lainnya cenderung memuncak seiring banyaknya potensi diskriminasi.

Tak hanya itu, peminggiran terhadap kelompok-kelompok yang dianggap marjinal oleh lingkungan sekitar memperuncing persoalan ini.

“Di samping itu, kelompok-kelompok tersebut juga mengalami diskriminasi yang muncul karena keadaan di daerah yang tidak mendukung keberadaan mereka,” ujar Koordinator Trust Building Camp, Miftahul Huda di Bandung, Minggu (7/8/2022).

Baca juga: Menikmati Keberagaman Budaya di Ajang IICF 2022, Ada Rumah Adat hingga Makanan Tradisional

Melihat fenomena tersebut, Initiatives of Change Indonesia menilai sudah seharusnya potensi konflik sosial yang muncul dari perbedaan dan keberagaman dapat diatasi dan dikurangi.

Salah satunya dengan melibatkan anak muda. Apalagi posisi anak muda menjadi sentral dalam membantu mengatasi konflik dan diskriminasi yang dialami kelompok agama yang dianggap marjinal.

"Karena itulah kami bekerjasama dengan Sekolah Damai Indonesia (SEKODI-Bandung) dan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) menggelar TrustBuilding Camp Bandung pada 29–31 Juli 2022," tutur dia.

Kegiatan bertajuk “Merangkai cerita baru; Heal the Past and Hope for the Future” ini melibatkan 50 anak muda.

Baca juga: Potret Keberagaman Warga Kampung Toleransi di Bandung

Terdiri dari beragam suku dan budaya. Untuk kali ini pihaknya berfokus kepada kelompok Agama Kristen, Islam, serta anak-anak muda dari Papua.

Huda mengungkapkan, Trust Building hadir sebagai suatu program serta gerakan anak muda untuk terciptanya ruang aman untuk berdialog, menemukan kekuatan untuk pemulihan atas luka batin serta dampak dari narasi kekerasan dan kebencian.

"Tentunya untuk bersama–sama memperkuat nilai kemanusiaan, keragaman, dan perdamaian," tutur dia.

Kerja sama ini merupakan inisiatif untuk sama-sama memetakan permasalahan intoleransi dan diskriminasi yang dialami kelompok marjinal beragama serta meluas kepada isu lainnya, seperti keberagaman gender.

Baca juga: Anak Muda di Semarang Unjuk Gigi Jadi Model Jalanan ala Citayam Fashion Week

Kerja sama ini juga hendak menghadirkan bentuk narasi lain yang berpihak kepada nilai-nilai kemanusiaan tanpa terkecuali.

Sebab selama ini, narasi yang ada dalam masyarakat lebih bersifat memunculkan perbedaan dan meruncingkannya, serta berpotensi menimbulkan konflik.

Program ini akan berjalan di kota Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Makassar, dan Jayapura.

Para peserta terlibat dari Juni hingga Agustus 2022. Mereka berdialog, berefleksi, bermain, serta serangkaian kegiatan lainnya.

Semuanya bertujuan sebagai strategi pemulihan luka dan trauma dari konflik yang dialaminya, terkait dengan hubungan lintas agama dan lain-lainnya.

Program ini dapat dibilang unik karena setiap peserta memiliki kekhususan dalam relasinya berada dalam konflik dan mengatasinya, serta mereka sendiri merupakan bagian dari kelompok yang dianggap marjinal dalam lingkup sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Macet Tiga Hari Berturut-Turut, Simpang Ajibarang Banyumas Kembali Normal

Setelah Macet Tiga Hari Berturut-Turut, Simpang Ajibarang Banyumas Kembali Normal

Regional
FX Rudy Ungkap Pesan Khusus dari Megawati Soekarnoputri

FX Rudy Ungkap Pesan Khusus dari Megawati Soekarnoputri

Regional
Bus ALS Terbalik di Jalur Padang-Bukittinggi, Kernet Tidur dan Selamat

Bus ALS Terbalik di Jalur Padang-Bukittinggi, Kernet Tidur dan Selamat

Regional
Sebut Penjaringan Cawalkot PDI-P Solo Sudah Ramai, Gibran: Makin Banyak Pilihan, Makin Bagus

Sebut Penjaringan Cawalkot PDI-P Solo Sudah Ramai, Gibran: Makin Banyak Pilihan, Makin Bagus

Regional
Dorong Kelancaran Arus Mudik dan Balik Lebaran, Pemkab Wonogiri Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di 8 Titik

Dorong Kelancaran Arus Mudik dan Balik Lebaran, Pemkab Wonogiri Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di 8 Titik

Regional
Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Alkatiri Meninggal Dunia, Dimakamkan Hari Ini di Sukoharjo

Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Alkatiri Meninggal Dunia, Dimakamkan Hari Ini di Sukoharjo

Regional
'Ngaku' untuk Beli Susu Anak, Pria yang Mencuri hingga Seret Karyawan Alfamart Semarang Ditangkap Polisi

"Ngaku" untuk Beli Susu Anak, Pria yang Mencuri hingga Seret Karyawan Alfamart Semarang Ditangkap Polisi

Regional
35 Persen Pemudik Belum Kembali dari Sumatera, Gelombang Arus Balik Diprediksi Masih Terjadi

35 Persen Pemudik Belum Kembali dari Sumatera, Gelombang Arus Balik Diprediksi Masih Terjadi

Regional
PDI-P Tutup Pintu Bobby di Pilkada Sumut 2024, Gibran: Tenang Aja

PDI-P Tutup Pintu Bobby di Pilkada Sumut 2024, Gibran: Tenang Aja

Regional
Banjir Rendam Ribuan Rumah Warga di Lebong Bengkulu

Banjir Rendam Ribuan Rumah Warga di Lebong Bengkulu

Regional
Gibran Mengaku Bahas Kemungkinan Ajak PDI-P Koalisi untuk Kuasai Parlemen di Rumah Prabowo

Gibran Mengaku Bahas Kemungkinan Ajak PDI-P Koalisi untuk Kuasai Parlemen di Rumah Prabowo

Regional
Gempa Magnitudo 5 Guncang Alor NTT, Tak Berisiko Tsunami

Gempa Magnitudo 5 Guncang Alor NTT, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Sekeluarga Tewas di Mobil Terjebak Lumpur di Jambi, Saudara Tolak Otopsi

Sekeluarga Tewas di Mobil Terjebak Lumpur di Jambi, Saudara Tolak Otopsi

Regional
Digigit Anjing, Warga di Sikka Terluka Parah

Digigit Anjing, Warga di Sikka Terluka Parah

Regional
Erni Ditemukan Tewas Terkapar di Jalan, Diduga Terkena Peluru Nyasar

Erni Ditemukan Tewas Terkapar di Jalan, Diduga Terkena Peluru Nyasar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com