Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Embun Beku hingga Kekeringan dan Kelaparan, Mengapa Krisis Pangan Terus Berulang di Papua?

Kompas.com - 06/08/2022, 13:53 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Catatan kejadian wabah kelaparan di Papua bertambah panjang setelah sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas di Kabupaten Lanny Jaya, Papua.

Selama satu bulan terakhir warga di dua di kabupaten itu mengalami gagal panen. Cuaca dingin yang memicu kekeringan diduga sebagai penyebabnya.

Namun, peneliti pertanian menilai terganggunya ketahanan alam di Papua disebabkan faktor manusia, bukan iklim.

“Warga Papua itu kan mayoritas petani dan peladang yang tinggal di pegunungan selama ribuan tahun, jadi kalau mereka kelaparan itu aneh, berhadapan dengan iklim yang berubah-ubah begitu sudah biasa,” kata Dr Mulyadi, dosen pertanian di Universitas Papua kepada wartawan BBC News Indonesia, Valdya Baraputri.

Baca juga: Fenomena Embun Beku di Kuyawage Lanny Jaya, Kemensos Kirim 2.800 Kilogram Beras

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua, Wiliam Manderi, berkata timnya kini tengah berada di lokasi.

“Tim ini turun ke lapangan untuk mengecek kepastian di lapangan seperti apa. Baik itu kerusakannya maupun kerugiannya, lalu kebutuhan apa yang harus dipantau dan ditanggulangi ,” ujar dia.

Menurutnya, lokasi kejadian cukup sulit untuk dicapai– dua jam terbang dengan pesawat dari Jayapura, disambung kurang lebih dua jam berjalan kaki.

Dari laporan sementara diketahui sedikitnya tiga orang meninggal dunia, satu orang kritis, sementara sekitar 500 orang kelaparan.

Baca juga: Embun Beku di Kuyawage Papua, Fenomena Pertama Tahun 1998 hingga Ada Warga yang Tewas Kelaparan

Peristiwa embun beku

Foto yang diabadikan tahun 2018 ini memperlihatkan seorang anak kekurangan gizi menjalani perawatan di RSUD Agats, satu-satunya rumah sakit di Kabupaten Asmat.Reuters via BBC Indonesia Foto yang diabadikan tahun 2018 ini memperlihatkan seorang anak kekurangan gizi menjalani perawatan di RSUD Agats, satu-satunya rumah sakit di Kabupaten Asmat.
Menurut catatan organisasi lingkungan hidup, Walhi, gagalnya panen warga dipicu peristiwa embun beku di dataran tinggi Lanny Jaya.

Kegagalan panen akibat faktor cuaca ini berdampak fatal karena masyarakat sangat bergantung pada hasil kebun mereka.

"Di sana satu-satunya sumber makanan mereka adalah dari hasil berkebun," kata Direktur Eksekutif Walhi Papua, Maikel Primus Peuki lewat sambungan telepon.

"Dengan adanya perubahan cuaca ini, mereka kehilangan sumber pangan."

Sebuah video yang diakui Walhi bersumber dari salah satu jaringannya di lokasi kelaparan, menunjukan sekelompok warga yang tengah meratapi kerusakan kebunnya.

Baca juga: Melihat Distrik Kuyawage Papua, Daerah Rawan KKB yang Terdampak Embun Beku hingga Kekeringan

Sementara itu, secara terpisah kepada wartawan, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho meminta masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya mewaspadai potensi cuaca ekstrem, seperti embun beku, hujan es, dan angin kencang.

Dalam menghadapi cuaca ekstrem, Hendro menganjurkan pembangunan lumbung untuk menyimpan makanan. Tujuannya agar saat musim kemarau seperti ini masyarakat tidak mengalami krisis bahan pangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com