Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Sungai di Bengkulu Tercemar CPO dan Limbah, Ribuan Ikan Mati Disertai Bau Busuk

Kompas.com - 06/08/2022, 08:56 WIB
Firmansyah,
Khairina

Tim Redaksi

 

BENGKULU, KOMPAS.com - Awal Agustus 2022, Sungai Bintunan, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara terpapar minyak mentah sawit, Crude Palm Oil (CPO).

Sebelumnya,  pada 1 Agustus 2022, di Sungai Penago, warga Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, dikejutkan temuan ribuan ikan mati membusuk.

Baca juga: Limbah Kotoran Dibuang di Kebun Sawit dekat Pemukiman, Bau Busuk Tercium Ratusan Meter, Sungai Tercemar

Spekulasi muncul matinya ribuan ikan akibat pembungan limbah CPO ke sungai oleh salah satu perusahaan.

"Air sungai berwarna cokelat, membusuk. Warga menelusuri asal air ternyata ditemukan ada perusahaan membuang limbah CPO ke sungai," kata Kepala Desa Penago Baru, Salikin, Sabtu (6/8/2022).

Sejumlah kepala desa yang wilayahnya dialiri sungai telah berkirim surat ke pemerintah daerah untuk mengambil sikap terhadap matinya ribuan ikan tersebut.

Niko, seorang warga mengaku menyesalkan matinya ribuan ikan karena hal itu merugikan warga sebab air sungai dan ikan menjadi penghasilan penduduk.

"Air sungai sebagian digunakan untuk mandi. Banyak warga sekitar mencari nafkah dengan menjual ikan yang didapat dari sungai. Namun karena sungai tercemar mereka kehilangan pencarian," sebut Niko.

Baca juga: Air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Diduga Tercemar Amonia, Warga Dilarang Konsumsi

General Manager PT Bengkulu Sawit Lestari, Airil saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya saat ini sedang melakukan pengecekan ke lokasi bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.

"Kami masih melakukan pengecekan di lokasi bersama DLH," sebut Airil.

Warga berharap pemerintah berlaku tegas atas tercemarnya Sungai Penago yang diduga terpapar racun dari limbah CPO.

CPO meluber ke sungai

Di Kabupaten Bengkulu Utara, Kecamatan Padang Jaya, Sungai Bintunan mendadak berubah warna menjadi kuning, berton-ton CPO memenuhi dasar dan permukaan sungai.

Divisi Perlengkapan dan Administrasi PT Sandabi Indah Lestari (SIL), Firdaus saat dikonfirmasi membenarkan tumpahan CPO masuk ke Sungai Bintunan.

Pihak perusahaan dan pemerintah sedang melakukan pembersihan di lokasi.

"Itu memang CPO perusahaan kami, saat ini kami sedang melakukan pembersihan di sungai dibantu pemerintah dari dinas lingkungan hidup," ujar Firdaus.

Baca juga: Setelah Tercemar Limbah Industri, Situ Ciburuy Berangsur Pulih

Kapolsek Padang Jaya Iptu Edi Purwanto menyebut CPO milik PT SIL mengalami masalah penyumbatan pada sistem pabrik akibatnya CPO meluber ke sungai.

"Ada 10 desa dilalui sungai. Kecamatan Padang Jaya dan Girimulya. Sungai Bintunan bermuara ke laut. Pihak perusahaan telah membersihkan CPO di sungai serta memberi air bersih pada masyarakat sebagai bentuk kompensasi," ujar Kapolsek.

Saat ini kondisi air Sungai Bintunan berangsur jernih karena usai dibersihkan pihak perusahaan.

Sejauh ini belum ada langkah dari pemerintah setempat yang diumumkan secara resmi pada publik terkait langkah apa yang akan dilakukan akibat insiden dua sungai tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Regional
Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com