Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Kota Mas Akan Diteliti Kembali dengan Anggaran Pemkab Gorontalo Utara

Kompas.com - 05/08/2022, 10:26 WIB
Rosyid A Azhar ,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Benteng Kota Mas di Kwandang akan diteliti kembali oleh para arkeolog, setelah Bupati Gorontalo Utara Thoriq Modanggu menyatakan siap mendanai dengan anggaran daerah.

Selama ini, beberapa riset Benteng Kota Mas yang berada di pesisir utara Gorontalo dilakukan oleh Balai Arkeologi Sulawesi Utara. Namun, setelah lembaga ini melebur menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara akan mengambil peran dalam melanjutkan kembali risetnya.

Baca juga: Sejarah Pulau Nusakambangan sebagai Tempat Bui, Berawal dari Napi Bangun Benteng Tahun 1861

Keberadaan Benteng Kota Mas di daerah ini tinggal reruntuhan yang tersebar di satu kawasan, yang tersisa adalah bastion dengan bentuk segi delapan (oktagon), gerbang utama yang Sebagian besar sudah runtuh, dan puing-puing dinding yang roboh.

Dalam penelitian 2021, tim peneliti yang dipimpin arkeolog Irna Saptaningrum mengungkap struktur misterius yang menyerupai sumur di tengah kawasan. Struktur ini diduga terkait dengan aktivitas pengolahan emas yang dilakukan di dalam benteng.

“Kami sudah bertemu dengan Bupati Gorontalo Utara Pak Thoriq Modanggu hari Kamis kemarin, beliau mendukung penelitian lanjutan di Benteng Kota Mas setelah tahun sebelumnya kami menyingkap adanya struktur baru di tengah kawasan benteng,” kata Irna Saptaningrum, Jumat (5/8/2022).

Dalam pertemuan tersebut, Thoriq Modanggu juga mendukung penerbitan hasil riset arkeologi yang telah dilakukan selama ini.

Dukungan ini merupakan upaya untuk mengungkap masa lalu Gorontalo Utara yang pernah menjadi bagian daerah perlintasan pelayaran dunia. Lalu lalang kapal-kapal samudra menyinggahi daerah ini untuk banyak keperluan, salah satunya adalah perdagangan dan pertambangan emas.

Pentingnya Kwandang sebagai kota besar pada masa lalu dibuktikan dengan adanya sejumlah benteng batu, selain Benteng Kota Mas, juga ada Benteng Oranye yang tepat berada di muara sungai. Benteng-benteng ini berdiri untuk mengamankan daerah ini, termasuk jalur perdagangan internasional di Laut Sulawesi.

Dalam riset Benteng Kota Mas sebelumnya, tim peneliti yang dipimpin Irna Saptaningrum melibatkan sejumlah ahli,seperti Agus Tri Hascaryo seorang geoarkeolog, Iksam Djorimi arkeolog dari Sulawesi Tengah, Hasanuddin sejarawan Balai Pelestarian Nilai Budaya yang sekarang sudah beralih ke BRIN, Erick Sinulingga arsitek dari Universitas Gorontalo, dan sejumlah orang.

Teka-teki keberadaan Benteng Kota Mas memang belum sepenuhnya terungkap, reruntuhan dan sisa-sisa struktur dan bangunan menunjukkan benteng ini sangat megah. Demikian juga pecahan keramik yang didapat dalam ekskavasi menunjukkan jenis mewah yang berasal dari negara Eropa dan China.

Baca juga: Sejarah Benteng Pendem Ngawi, Bukti Keinginan Belanda Kuasai Indonesia secara Utuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com