Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSBP Batam dan RSUD Embung Fatimah Jadi RS Rujukan Pasien Cacar Monyet

Kompas.com - 04/08/2022, 19:54 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Kepulauan Riau (Kepri)  mensiagakan dua rumah sakit di Batam sebagai rumah sakit rujukan untuk pasien cacar monyet.

Kedua RS tersebut yakni RS Badan Pengusahaan (RSBP) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Batam, Melda Sari mengatakan, ditetapkannya kedua RS tersebut setelah Otoritas Singapura mengumumkan temuan kasus cacar monyet belum lama ini. 

Baca juga: RSUP Kariadi Siapkan 30 Dokter Spesialis dan 100 Bed di Ruang Isolasi untuk Pasien Cacar Monyet

“Batam merupakan daerah terdekat dengan Singapura, untuk itu begitu Otoritas Singapura mengumumkan temuan kasus cacar monyet di sana, kami langsung menunjuk kedua RS ini sebagai RS rujukan pasien cacar monyet,” kata Melda di kantornya, Kamis (4/8/2022).

Melda mengatakan, Batam merupakan salah satu pintu masuk Indonesia. Mau tidak mau harus dipersiapkan sedari dini.

“Tapi alhamdulillah sampai saat ini belum ada temuan di Batam, namun Rumah Sakit Elizabeth Batam melaporkan satu kasus dengan ciri-ciri menyerupai cacar monyet,” jelas Melda.

Baca juga: Ganjar Imbau Warga Tak Panik soal Munculnya Suspek Cacar Monyet: Jaga Kesehatan dan Prokes

Untuk langkah antisipasi, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran terkait antisipasi cacar monyet. Pihaknya juga meminta rumah sakit serta puskesmas aktif dalam mendeteksi cacar monyet.

“Masih menyerupai dan bukan kasus cacar monyet, ada delapan kontak erat yang diperiksa. Pasien sendiri tidak ada riwayat perjalanan luar negeri dan alhamdulillah hasil sampel negatif pas siang tadi keluarnya,” papar Melda.

Datangkan Alat Deteksi Cacar Monyet

Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam, Budi Santosa mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mendatangkan alat pendeteksi cacar monyet.

"Kami sangat berharap dan mendorong pusat menyegerakan bantuan alat ini. Karena nanti kalau ada sampel pasti kami tetap akan kirim ke pusat," jelas Budi.

Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet merupakan virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Sebagian besar hewan yang rentan dengan penyakit ini adalah hewan pengerat seperti tikus gambia, tupai, primata dan lain sebagainya.

Penularan cacar monyet dilakukan dari hewan kepada manusia yang terjadi karena kontak langsung seperti terkena darah, cairan tubuh, lesi kulit, dan mukosa dari hewan yang terinfeksi.

Baca juga: 7 Fakta Cacar Monyet yang Perlu Diketahui agar Tak Cemas Berlebihan

 

Makan daging yang tidak matang juga faktor risiko yang mungkin saja terjadi.

Gejala yang ditimbulkan oleh cacar monyet dan dapat dirasakan manusia adalah demam, sakit kepala, nyeri punggung, nyeri otot, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam dan lesi kulit.

Ruam biasanya terlihat pada hari pertama hingga ketiga setelah demam. Gejala yang ditimbulkan oleh cacar monyet bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu melakukan pengobatan lanjutan.

Namun disarankan untuk melakukan perawatan pada ruam dan membiarkannya kering dan menutupinya dengan perban untuk melindungi dari debu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com