SEMARANG, KOMPAS.com - Kelenteng Sam Poo Kong yang terletak di Jalan Simongan, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, masih menyimpan hal menarik.
Meski bangunan tersebut identik dengan arsitektur Tionghoa, di kelenteng itu terdapat makam warga muslim yang bernama Wang Jing Hong atau Kiai Juru Mudi.
Kiai Juru Mudi merupakan salah satu awak kapal Laksaman Cheng Ho yang sakit keras saat berlayar ke Jawa melewati Kota Semarang.
Salah satu penjaga Kelenteng Sam Poo Kong, Sutrisno mengatakan, waktu itu Laksamana Cheng Ho dan rombongan melakukan ekspedisi untuk misi perdamaian dan rempah-rempah. Kiai Juru Mudi tiba di Kota Semarang sekitar tahun 1405.
"Akhirnya Kiai Juru Mudi dirawat di sebuah gua batu. Laksamana Cheng Ho melanjutkan perjalanan tanpa beliau (Kiai Juru Mudi)," jelasnya saat ditemui di lokasi, Kamis (4/8/2022).
Baca juga: Kisah Ming Cu, Pelihara 3.000 Tarantula hingga Raup Puluhan Juta Rupiah dengan Modal Minim
Kiai Juru Mudi dan anak buahnya mulai membuat rumah dan membangun lahan pertanian di tempat tersebut setelah kondisinya membaik.
"Dia juga membaur dengan masyarakat setempat," ujarnya.
Aktivitas Kiai Juru Mudi dan anak buahnya ternyata disambut positif oleh penduduk setempat karena membuat daerah tersebut maju.
Menurut Sutrisno, penduduk sekitar gua batu menjadi makmur karena aktivitas dagang maupun pertanian.
"Saat ini aktivitas perdagangan dan pertanian semakin aktif saat Kiai Juru Mudi datang," kata dia.
Demi menghormati pimpinannya, Wang Jing Hong mendirikan patung Cheng Ho di gua batu tersebut untuk dihormati dan dikenang masyarakat sekitar.
"Pada 21 Redjeb 1874 Kiai Juru Mudi meninggal pada umur 85 tahun.
Meski saat ini Kelenteng Sam Poo Kong menjadi tempat ibadah Umat Tridharma, masih banyak umat Islam yang masih sering datang untuk melakukan ziarah ke makam Kiai Juru Mudi.
Tak hanya Kota Semarang, warga dari daerah lain seperti Kabupaten Jepara dan Kabupaten Kudus juga datang melakukan ziarah.
"Banyak tak hafal kalau menghitung satu-satu," imbuhnya.